Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari 'Kendalikan' Penangkapan Urip-Artalyta di Ruang Penyadapan

Kompas.com - 12/06/2008, 16:52 WIB

JAKARTA, KAMIS - Saat penangkapan jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani, kendali KPK ternyata berada di ruang penyadapan. Ketua KPK Antasari Ashar bahkan turun tangan dengan hadir di ruang penyadapan.
 
Di ruang itulah, Antasari mendengarkan seluruh percakapan telepon Artalyta yang sedang panik sebelum ditangkap KPK. Termasuk telepon Artalyta kepada Jamdatun Untung Udjie Santoso yang diminta untuk menelepon dirinya. Hasilnya, usaha Untung menelepon Antasari pun nihil.
 
"Kalau ada kontak (dengan saya) , tentunya kontak itu tersadap. Waktu Itu terjadi (penangkapan Urip dan Artalyta), saya ada di ruang penyadapan," tegas Ketua KPK Antasari Ashar dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (12/6).
 
Ada kontak dengan bapak? "Telepon nggak diangkat masak nyambung," tegasnya. Jadi bapak tahu waktu itu dihubungi Untung? "Nggak. Nggak ada telepon. Yang penting waktu itu tidak ada interaksi," imbuhnya.
 
Menurut Antasari, masalah penyebutan nama dirinya oleh Artalyta kepada Untung untuk meminta bantuan penyelamatan, bisa dilihat dari hasilnya. Yakni KPK tetap menangkap Artalyta setelah Urip ditangkap lebih dulu usai menerima 660.000 dolar AS.
 
"Saya baca di koran, menghubungi Antasari katanya, pokoknya di sini (Artalyta) minta dibantu, gitu kan. Ya saya pikir dianalisa saja. Analisanya, artinya Urip kami tangkap, segera setelah itu yang pemberi (Artalyta) kami tangkap. Itu inti jawaban sebetulnya," lanjut Antasari.
 
Adanya keinginan menelepon Bapak, berarti ada upaya pelanggaran aturan? "Ya nanti kita lihat perkembangan persidangan, kalau hakim merasa perlu nanti
akan dipangggil di persidangan, " ujar Antasari santai.
 
Saat persidangan Artalyta, penyelidik KPK yang dihadirkan sebagai saksi mengaku sejak pukul 10.00 WIB pada hari Minggu, 2 Maret 2008 telah berkumpul di Gedung KPK. Tim penyidik telah berada di rumah Sjamsul Nursalim yakni di Jl Terusan Hang Lekir Blok WG Nomor 9, Simprug, Jakarta Selatan sejak pukul 14.00 WIB.
 
Penyelidik tahu persis keberadaan Urip karena dari hasil penyadapan KPK, Urip dan Artalyta akan bertemu pada Minggu sore. Bahkan saat Urip telah tertangkap dan Artalyta masih bertahan di rumah, semua percakapan teleponnya dalam kondisi panik tertangkap semua oleh alat penyadapan KPK. (Persda Network/yuli s/herman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com