Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legitnya Usaha Brownies Singkong

Kompas.com - 28/05/2008, 09:08 WIB

Para penikmat kue tentu sudah mengenal baik brownies. Itu, lo, cake coklat yang bantat atau kenyal, berasa manis dan legit. Makanan ini sempat menjadi santapan terkenal lantaran ada beragam model pengolahannya. Mulai dari brownies oven sampai kukus.

Biasanya, brownies memakai bahan baku tepung terigu. Tapi saat harga terigu terus naik seperti sekarang, mulai ada usaha menggunakan tepung singkong sebagai bahan baku utama. Bentuk dan rasanya memang sekilas tak berbeda. Sebagian orang bilang, rasanya beda tipis alias mirip banget dengan brownies terigu. Tapi, biaya pembuatannya jauh lebih irit.

Salah satu yang pengusaha yang telah mencoba peruntungan brownies singkong adalah Sri Murtiningsih. Sejak Januari lalu, ia membikin brownies berbahan singkong. Sebelumnya, Sri telah melakukan uji coba hampir selama tiga tahun sebelum mendapatkan formula yang pas. "Dulu, saya coba bikin kue itu hanya sekedar untuk pameran," ungkap pemilik Hanah Cake yang berlokasi di Pancoran Mas, Depok kepada KONTAN, Minggu (25/5), lalu.

Boleh dibilang, walau belum lama menggarap brownies dari tepung singkong, namun permintaan pasar sungguh menjanjikan. Buktinya, Sri sering kewalahan memenuhi permintaan. "Mungkin karena bahannya dari singkong, orang jadi penasaran dan ingin mencoba rasanya," ungkapnya.

Sri membuat brownies dalam dua bentuk. Pertama, brownies mungil yang ia lego seharga Rp 1.300 per potong. Kedua, brownies dalam boks atau kotak seharga Rp 17.000 hingga Rp 68.000 per kotak. "Yang beli boks kebanyakan kalangan menengah ke atas," ungkapnya.

Setiap hari, Sri mampu menjual brownies singkongnya ke sejumlah toko di kawasan Depok dan Jakarta. Ada yang dijual dengan sistem "titip" lewat pendagang atau warung. "Saya biasa titip ke warung-warung dan koperasi mahasiswa UI," imbuhnya. Jenis brownies yang ia titipkan biasanya berupa potongan-potongan kecil.

Selain itu, Sri juga melayani pesanan. Datangnya memang tak menentu. Bisa saja, bulan-bulan tertentu ramai sekali. Tapi, kadang, satu bulan penuh tak ada pesanan masuk.

Ingin membangun merek

Sri sebenarnya bukan pemain baru di bisnis kue. Sejak 1993, ia sudah bergelut di bisnis ini. Awalnya, ia hanya bermodal Rp 25.000 untuk membuat cake, brownies dan cookies. "Pertama kali itu, saya jual sendiri ke stasiun Depok," kenangnya.

Selanjutnya, usaha Sri terus berkembang, walau pernah jatuh bangun juga. "Kadang omset penjualan kecil, sering juga hasilnya lumayan besar. Tapi, menjelang kenaikan bahan bakar (BBM) kemarin, omset turun lagi," ungkapnya sembari mengelak menyebutkan nominal omset usaha saat ini.

Dalam sebulan, Sri bertutur bisa membuat 500 kue jenis brownies, cake, dan cookies. Itu masih ditambah pesanan dengan rata-rata satu hingga tiga pesanan per bulan. "Kalau pesanan tidak bisa dirata-rata jumlahnya," jelasnya. Dari usaha ini, setiap bulan, Sri bisa mengantungi keuntungan bersih lebih dari Rp 2 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com