Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atur Kelahiran, Kematian Ibu Turun

Kompas.com - 22/05/2008, 20:21 WIB

Laporan Wartawan Kompas, Evy Rachmawati

JAKARTA, KAMIS -- Angka kematian ibu di Tanah Air masih menempati urutan pertama tertinggi di Kawasan Asia Tenggara. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002, angkanya mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan angka kematian ibu, maka pengaturan jarak kelahiran perlu direncanakan dengan baik oleh pasangan usia subur (PUS).

Menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, dalam diskusi bertema A Promise of Healthy Pregnancy and Safe Childbirth for all , Kamis (22/5), di Jakarta, persalinan berisiko tinggi jika terlalu banyak anak yang dilahirkan dan terlalu dekat satu sama lain. Atau, apabila terjadi pada perempuan yang berusia terlalu muda atau terlalu tua.

Sugiri memaparkan, pengaturan kelahiran perlu dilakukan agar tidak terjadi kehamilan tidak diinginkan. Dengan menjarangkan kehamilan, maka risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas yang memberi kontribusi tertinggi kematian pada ibu bisa jauh berkurang. "Semakin sering seseorang melahirkan, maka risikonya mengalami komplikasi yang membahayakan keselamatan jiwanya akan kian tinggi," ujarnya.

Perencanaan keluarga melalui pengaturan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu fator penting dalam menurunkan angka kematian maternal. Hal ini bisa tercapai melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kontrasepsi yang berkualitas. Pengaturan kelahiran juga memiliki manfaat kesehatan yang nyata di antaranya pil KB dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan kondom mencegah penularan penyakit menular seksual.

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Mediko Legal Rachmi Untoro penyuluhan dan sosialisasi pendidikan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan ibu dan balita, perlu dilakukan di semua daerah. "Dengan program Desa Siaga yang diluncurkan pemerintah, semua warga desa setempat ikut bersiap siaga menghadapi persalinan seorang ibu. Warga yang memiliki kendaraan diminta bersedia untuk membantu mengantar warga yang hendak melahirkan," katanya.

Sejumlah daerah juga mulai menerapkan program sosialisasi pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja melalui puskesmas-puskesmas. Jadi, ada kader yang dilatih untuk menjangkau kalangan remaja yang telah memasuki masa pubertas dan alat-alat reproduksinya telah berfungsi. Dengan model kelompok sebaya, maka informasi mengenai kesehatan reproduksi itu disampaikan oleh teman sebaya yang telah dilatih dinas kesehatan setempat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com