JAKARTA, RABU - Perseteruan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto berlanjut. Setelah perseteruan memuncak dan mereda soal jumlah angka kemiskinan di Indonesia, perseteruan baru muncul saat Wiranto menggugat janji Presiden Yudhoyono yang diingatnya tidak akan menaikkan harga BBM.
Wiranto di beberapa media massa mengiklankan diri dengan format berita berjudul "Wiranto Masih Berharap SBY Penuhi Janji soal BBM". Dalam iklan itu, Wiranto berkata, "Sampai sekarang saya masih berharap SBY tidak ingkar janji. Dan saya akan terus mengingatkan dia agar memenuhi janjinya."
Iklan itu sempat dilihat dan dibaca Presiden Yudhoyono. Menurut juru bicara kepresidenan, Andi Mallarangeng, Presiden telah mengecek semua rekaman pidatonya di semua tempat untuk mencari kapan dan di mana janji tidak menaikkan BBM itu diucapkan. "Setelah dicek di semua rekaman, tidak ada kata-kata Presiden 'Saya berjanji tidak akan menaikkan harga BBM'. Iklan itu menyesatkan," ujar Andi.
Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa mengemukakan, iklan Wiranto sangat tendensius dan menyesatkan. "Presiden berjanji akan melaksanakan perbaikan ekonomi. Janji itu kini ditempuh," ujar Hatta.
Hatta dan Andi merasa patut membantah iklan itu karena jika dibiarkan akan berlanjut menjadi iklan baru "SBY Tidak Menepati Janji". Meskipun dirugikan, Presiden menurut Hatta tidak akan menggugat. Presiden ingin politik berjalan teduh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.