Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Tengkleng Soloensis

Kompas.com - 21/05/2008, 13:54 WIB

Tengkleng adalah salah satu makanan khas kota Solo selain nasi liwet. Sekilas, makanan ini mirip dengan gulai. Bedanya, jika kuah gulai mengandung santan dan pekat, kuah tengkleng dibuat tanpa santan sehingga lebih encer dan segar.

Biasanya, tengkleng berisi tulang kambing yang masih ada dagingnya, kepala kambing, dan juga jeroan. Salah satu tengkleng yang kelezatannya jarang ditandingi di Solo adalah warung Bu Edi di Pasar Klewer yang sudah berjualan sejak 1971.

Lalu bagaimana di Jakarta? Saya menemukan tengkleng yang sedap di Cengkeh, di daerah Jakarta Pusat. Terletak di jajaran toko-toko tua di Jalan Ir H Juanda III, restoran dengan nuansa Indonesia ini menjadi tujuan tersendiri bagi pencinta kuliner Tanah Air.

Hadir dengan konsep art deco yang didominasi warna coklat dan putih di seluruh ruangan, resto ini memberikan rasa nyaman dan homi kepada pengunjungnya. Cengkeh yang sudah berdiri sejak empat tahun lalu memang menyajikan modern Indonesian cuisine. Menu-menu tradisional Indonesia dimodifikasi sehingga mampu memberikan sentuhan lain dalam setiap makanannya.

Salah satunya adalah yang saya sebut tadi, Tengkleng Soloensis. Ada yang spesial dalam menu yang satu ini. Jika umumnya bahan yang digunakan adalah kambing, tidak dengan yang satu ini. Dengan alasan lebih sehat, posisi kambing digantikan dengan sapi. So, lebih rendah kolestrol.

"Kami memakai daging sapi, bukan kambing, soalnya banyak yang agak 'takut' makan kambing. Ini menu favorit lho Mbak," tutur salah seorang pramusaji Cengkeh.

Selain itu, masih ada beberapa menu-menu Indonesia lain yang menarik untuk dicoba. Pilihan saya selanjutnya jatuh pada Sego khas Cengkeh, Nasi Liwet Bedoyo dan Es Kawis Cao.

Sego khas Cengkeh hadir pertama di meja saya. Menu ini terdiri dari nasi merah, timun bumbu acar, kering tempe, potongan-potongan kecil ayam, empal dengan serundeng, peyek kacang, dan juga sambal. Semuanya ditata apik dalam piring kaca segi empat.

Karena beras merah yang dipakai adalah jenis organik, maka nasi merah yang dihasilkan tidak pera, tetapi hampir mendekati nasi putih yang pulen. Empal serundengnya empuk dan gurih.

Rasa yang sama juga keluar dari potongan-potongan daging ayam. Ditambah dengan bumbu acar yang segar dan kering tempe yang tidak begitu manis, menjadikan kolaborasi yang seimbang diantara bagian-bagian menu tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com