Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2008, 07:31 WIB

Memangnya, lembah itu lagi ‘napa? Kan lembah itu baik-baik saja dan tidak ‘napa-napa?

Lima tahun setelah saya menulis “Napa dan Sonoma” di Jalansutra, saya berkunjung lagi ke Napa Valley di California. Kalau pada tulisan terdahulu saya menyebut keinginan untuk berkunjung ke kastil yang sedang dibangun oleh Daryl Sattui, kali ini keinginan itu kesampaian. Daryl memerlukan waktu 15 tahun untuk membangun sebuah kastil bergaya Tuscany dengan setting California.

Dalam bahasa Indian, “napa” berarti “land of plenty” (tanah subur yang memberi kemakmuran). Orang Indian berkebun di kawasan ini, menghasilkan sayur-mayur dan buah secara berkelimpahan. Pada tahun 1836, George Calvert Yount menemukan potensi Lembah Napa sebagai tempat ideal untuk menanam anggur.

Pada tahun 1861, winery komersial pertama didirikan oleh Charles Krug. Langkahnya segera diikuti oleh para pembuat wine lain. Dalam jangka waktu kurang dari tiga dasawarsa, di Napa telah berdiri sekitar 140 wineries. Orang-orang Prancis dan Italia yang memang terkenal dengan tradisi pembuatan wine, mulai berdatangan dan bermukim di kawasan ini.

“Ledakan” pertumbuhan perkebunan anggur di Napa ternyata membawa musibah. Tiba-tiba muncul berbagai hama yang memusnahkan tanaman anggur di kawasan itu. Ketambahan lagi dengan larangan membuat wine yang dikeluarkan pada tahun 1920. Secara teknis habislah riwayat Napa.

Larangan itu baru dicabut pada tahun 1933. Tetapi, trauma sebelumnya membuat “renaissance” pembuatan wine berjalan amat lambat di Napa. Selama tiga dasawarsa, Lembah Napa bagai tertidur.

Salah seorang yang membesarkan Napa adalah seorang yang sekarang punya nama besar, yaitu Robert Mondavi. Orang keturunan Italia ini mengawali pembuatan wine di Napa pada tahun 1966, dan pada akhir dasawarsa itu sudah mulai memasarkan red wine ke pasar. Cabernet sauvignon dari Robert Mondavi itu ternyata cukup menggemparkan. Tak lama sesudah itu, pada tahun 1976 produk Robert Mondavi tampil sebagai unggulan nomor wahid pada sebuah uji rasa wine di Paris.

Reputasi Napa sebagai penghasil anggur dan wine utama dunia tidak tertahan lagi. Tiba-tiba dunia melihat ada “dunia lain” yang menghasilkan anggur dan wine di luar Eropa. Dari sinilah mulai muncul istilah “new world” dalam perdagangan wine.

Di samping mutu anggur dan mutu wine yang memang unggul, sukses Napa sebagai wine country didukung oleh pemasaran yang jitu pula. Pada dasawarsa 1980-an, Robert Mondavi berkeliling Amerika Serikat untuk memberi edukasi tentang wine kepada para pemilik restoran dan para sommelier (wine butler). Robert Mondavi juga menyelenggarakan berbagai acara jumpa masyarakat untuk berbicara tentang arti wine dalam budaya dan peradaban.

Pamor wine dari Napa semakin kinclong. Dalam waktu singkat, Napa – dan juga Sonoma yang bertetanggaan – telah menjadi pemasok penting wine bagi dunia. Dari segi kuantitas, produksinya didukung oleh luasan lahan yang memungkinkan. Sedangkan dari segi kualitas tampak adanya peningkatan mutu yang didukung oleh penerimaan (acceptance) dari para afficionados.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com