Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impitan Ekonomi Picu Tindak Kriminalitas

Kompas.com - 05/05/2008, 00:29 WIB

Jakarta, Kompas - Impitan ekonomi di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok menjadi salah satu penyebab kian banyaknya tindak kriminalitas belakangan ini. Demikian disimpulkan dari pendapat beberapa perwira polisi dan sosiolog dari Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, Minggu (4/5).

Di Sumatera Selatan dan wilayah Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya, kualitas tindak kriminalitas meningkat meski secara kuantitas menurun.

Di beberapa kota, seperti Bandar Lampung, Sukabumi, dan Semarang, kuantitas tindak kriminalitas juga kian meningkat selama 2007 dan triwulan pertama tahun 2008.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Ito Sumardi di Palembang, Minggu, menuturkan, selama periode Januari-Mei 2008, tindak kriminalitas menurun secara kuantitas, tetapi meningkat secara kualitas. ”Dua jenis kriminalitas yang paling mendapat perhatian kami adalah kasus narkoba dan pencurian dengan kekerasan,” kata Ito.

Pelaku pencurian dengan kekerasan atau perampokan di Sumsel, kata Ito, kini kian banyak memakai senjata api rakitan.

Ito menyebutkan, tindak kriminalitas di Sumsel masih didominasi motif persoalan ekonomi. Salah satunya terlihat dari banyaknya pelaku kejahatan dari kalangan ekonomi kelas menengah dan bawah. ”Jika didetailkan lagi, motif ekonomi berakar pada munculnya kecemburuan sosial kelas kaya-miskin dan ketimpangan kesejahteraan. Ini masalah utama di Sumsel,” ujarnya.

Di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Jaya) pada kuartal pertama, Januari-Maret 2008, terjadi 12.426 kasus kejahatan yang terlapor di kepolisian. Sebagian besar kejahatan, 3.773 kasus, berupa pencurian dengan pemberatan serta kekerasan. Tindak kriminalitas selama empat bulan pertama 2008 di wilayah ini juga kian nekat. Wilayah Polda Metropolitan Jaya mencakup Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Data Polda Metropolitan Jaya menunjukkan, jumlah kasus kejahatan yang terlapor di kepolisian pada tiga bulan pertama 2008 sebenarnya lebih rendah daripada periode sama 2007. Pada Januari-Maret 2006 terjadi 13.860 kasus kejahatan, sedangkan pada Januari-Maret 2007 terjadi 13.933 kasus.

Mengaku untuk makan

Di Kota Sukabumi, Jawa Barat, sejumlah tersangka pencuri mengaku tak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecuali mencuri. Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II Nyomplong, Kota Sukabumi, Arphan, Minggu, sebagian tahanan dan narapidana yang kini menghuni LP adalah residivis kasus pencurian. ”Banyak narapidana yang keluar dan masuk lagi tersangkut kasus pencurian. Mereka mengaku mencuri agar keluarganya bisa makan,” kata Arphan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com