Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Sowan ke PBNU

Kompas.com - 28/04/2008, 19:20 WIB

JAKARTA, SENIN - Meski partainya belum dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2009, tidak membuat Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, tiarap. Sebaliknya, Wiranto terus bergerilya untuk mencari dukungan.

Setelah mengunjungi Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin beberapa waktu lalu, Wiranto kembali melakukan kunjungan ke pimpinan ormas islam. Senin (28/4), politisi kelahiran Solo itu sowan ke Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.

Kabar pun menyeruak bahwa Wiranto tengah membangun jalan untuk bisa mengail suara dari warga NU. Bekas KSAD ini juga digosipkan tengah kembali berupaya menggandeng Hasyim setelah gagal melakukannya pada Pilpres 2004 lalu. Empat tahun lalu, Wiranto gagal meyakinkan pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang itu. Hasyim akhirnya berpasangan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Namun, Wiranto membantah jika kedatangannya ke kantor PBNU dikaitkan dengan agenda mencari dukungan untuk partainya. Wiranto juga membantah tengah mendekati Hasyim untuk diajak maju bareng pada Pilpres 2009. "Kami tegaskan bahwa Hanura belum mewacanakan Pilpres. Kalau Anda menganggap seperti itu (mendekati Hasyim), lha saran Anda bagaimana," ujar Wiranto kepada wartawan di gedung PBNU, Senin (28/4) siang.

Dikatakan Wiranto, saat ini, Partai Hanura belum fokus pada Pemilu legislatif ataupun pemilihan presiden (Pilpres) pada 2009 mendatang. Menurutnya, partainya kini masih fokus untuk bagaimana terdaftar menjadi peserta pemilu. "Sekali lagi, Hanura belum mewacanakan Pilpres. Kami masih disibukkan dengan verifikasi tahap II di KPU setelah lolos verifikasi tahap I di DepkumHAM," ujar Wiranto.

Mengelak disebut tengah menggalang dukungan untuk pemilu 2009, Capres yang memenangi konvensi Partai Golkar pada Pilpres 2004 ini mengaku hanya ingin minta izin Hasyim.

Soal mengapa minta izin, Wiranto mengatakan bahwa yang ia temui di lapangan, cukup banyak warga Nahdliyin (orang NU) yang masuk ke Partai Hanura. "Karena itu, kedatangan formal kami ke PBNU ini, selain mengenalkan partai baru kami, juga minta izin pada pimpinan NU, melaporkan bahwa di lapangan banyak orang NU yang masuk Hanura," kata Wiranto.

Sementara Hasyim masih enggan menanggapi wacana dirinya akan dilamar Wiranto sebagai cawapres pada Pilpres 2009 mendatang. Hasyim berpesan, sebagai parpol baru, Hanura hendaknya menjaga moral politik, tidak hanya berorientasi pada perebutan kekuasaan.

Hasyim juga meng-counter pernyataan Wiranto bahwa cukup banyak kalangan NU bergabung ke Hanura. "Saya juga pesan agar anak-anak NU yang bergabung di Hanura jangan diterlantarkan karena di berbagai parpol terjadi demikian (diterlantarkan) ," ujar Hasyim. (Persda Network/had)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com