Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yoani Sanchez, Blogger Top Kuba

Kompas.com - 27/04/2008, 10:13 WIB

MESKI baru sebulan terakhir ini pemerintah Kuba membolehkan warganya punya komputer, dan masih mengekang akses internet, namun bermunculan ribuan blogger dari negeri komunis itu. Salah satunya adalah Yoani Sanchez.

Bahkan gadis itu mendapat anugerah the Ortega and Gasset Prize untuk kategori jurnalisme digital, yang merupakan penghargaan bergengsi untuk media massa Spanyol. Penghargaan ini layak diberikan kepadanya, karena Blog-nya yang bertajuk “Generation Y” (www.desdecuba.com/generaciony/) mencatat lebih dari sejuta hit setiap bulan.

Di blog-nya itu Yoani memaparkan banyak hal keseharian dalam kehidupan masyarakat Kuba, termasuk melontarkan kritik terhadap pemerintah. Dalam salah satu tulisannya ia menceritakan bahwa sesungguhnya banyak warga yang sudah memiliki komputer, handphone, dan DVD player. Barang-barang itu, katanya, diperoleh warga di pasar gelap. Jadi sesungguhnya aturan yang membolehkan warga memiliki barang-barang konsumsi semacam itu hanyalah respon atas keadaan yang sudah terjadi.

Kuba di bawah kekuasaan Fidel Castro memang mengontrol ketat kehidupan rakyatnya. Akses telepon dan internet terbatas. Gerak ekonomi dikendalikan negara. Gaji pegawai rata-rata sekitar 19,5 dolar AS (sekitar Rp 200.000). Akibatnya, pasar gelap pun mekar.

Setelah Fidel diganti adiknya, Raul, mulai terjadi sedikit perubahan. Pemerintah mulai mengizinkan rakyatnya punya sejumlah rupa barang konsumsi seperti, mesin cuci, handphone, dan komputer. Namun, kontrol atas sebagian besar aktivitas lain kehidupan rakyat masih tetap belum diperlonggar.

Yoani dan para blogger Kuba punya banyak kiat dalam menyiasati aturan yang serba ketat itu. Untuk mem-post tulisannya, ia menggunakan akses di hotel-hotel yang dikhususkan untuk turis. Hotel jenis ini punya akses internet khusus untuk turis asing.

Ia datang ke hotel berlagak turis, dan kemudian menggunakan fasilitas koneksi intenet. Sewanya per jam 6 dolar AS (sekitar Rp 55.000). Tentu saja ia tak bisa berlama-lama menggunakan internet. Karena, selain ia tak punya uang lebih untuk membayar ongkos akses, juga untuk menghindari intaian intel pemerintah.

Akses internet memang merupakan barang supermewah di Kuba. Pemerintah hanya membolehkan akses sebatas untuk urusan e-mail, itu pun hanya ada di warnet-warnet pemerintah dan kantor pos. Akses ke web sudah pasti diblok. Boleh dikata, Kuba jauh lebih ketat dalam mengawasi internet, bahkan dibandingkan China dan Arab Saudi sekalipun. Namun, tetap saja setiap hari terjadi antrian orang untuk mengakses e-mail.

Di balik kontrol ketat itu, ribuan blogger bermunculan dari kemampuan mereka bersiasat. Mereka bisa memanfaatkan akses dial-up gelap yang difasilitasi provider luar negeri. Tarifnya sekitar 40 dolar AS (sekitar Rp 380.000) per bulan.

Selain itu, hacker lokal terkadang bisa mendapatkan akses setelah menjebol fasilitas pemerintah. Dan yang paling sering tentunya adalah para blogger mendapatkan akses dengan cara membeli dari pegawai pemerintah, tentu secara gelap. Korupsi memang tak mengenal ideologi. (AP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com