Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Pilih Pemimpin Jangan Disandarkan pada Tren

Kompas.com - 21/04/2008, 18:54 WIB

JAKARTA, SENIN - Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Partai Hanura, Wiranto, dalam memilih pemimpin jangan disandarkan hanya pada tren atau kesukaan publik. "Kalau asal tren atau kesukaan publik, kayak lagu-lagu pop saja. Ini kan perlu suatu kehati-hatian, kecermatan untuk menentukan pilihan masa depan," katanya usai acara pelantikan pengurus pusat Perempuan Hanura di Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (21/4).

Pendapat tersebut merupakan tanggapan Wiranto mengenai fenomena beberapa pilkada yang dimenangkan oleh wajah-wajah baru. Wiranto sendiri merasa biasa saja, kalau masyarakat memilih orang-orang baru, asalkan orang-orang itu mempunyai kualitas memadai untuk menyelesaikan masalah bangsa, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Dalam memilih pemimpin, Wiranto berpendapat hendaknya dihilangkan dikotomi-dikotomi. "Janganlah kita dalam memilih ada dikotomi, harus tua, harus muda, harus dari TNI, atau dari bukan TNI. Kalau seperti itu, belum-belum kita memberikan batasan-batasan dan itu mengingkari demokrasi," ujarnya.

Bagi Wiranto, tidak jadi masalah siapapun yang menjadi pemimpin nantinya, tapi yang paling penting saat ini adalah membenahi sistem pemilihan agar mereka yang mempunyai kemampuan dan integritas diberikan kesempatan mencalonkan diri.

"Siapapun yang punya kualitas, kapabilitas, dan integritas diberikan kesempatan mencalon. Setelah itu berpulang kepada rakyat untuk memilih yang terbaik.Tapi dengan catatan sistem pemilihan dibenahi, jangan ada money politics, black campaign. Disitulah terjadi ajang persaingan kualitas," tegasnya. (DIV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com