JAKARTA, SENIN - Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Partai Hanura, Wiranto, dalam memilih pemimpin jangan disandarkan hanya pada tren atau kesukaan publik. "Kalau asal tren atau kesukaan publik, kayak lagu-lagu pop saja. Ini kan perlu suatu kehati-hatian, kecermatan untuk menentukan pilihan masa depan," katanya usai acara pelantikan pengurus pusat Perempuan Hanura di Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (21/4).
Pendapat tersebut merupakan tanggapan Wiranto mengenai fenomena beberapa pilkada yang dimenangkan oleh wajah-wajah baru. Wiranto sendiri merasa biasa saja, kalau masyarakat memilih orang-orang baru, asalkan orang-orang itu mempunyai kualitas memadai untuk menyelesaikan masalah bangsa, baik di tingkat nasional maupun lokal.
Dalam memilih pemimpin, Wiranto berpendapat hendaknya dihilangkan dikotomi-dikotomi. "Janganlah kita dalam memilih ada dikotomi, harus tua, harus muda, harus dari TNI, atau dari bukan TNI. Kalau seperti itu, belum-belum kita memberikan batasan-batasan dan itu mengingkari demokrasi," ujarnya.
Bagi Wiranto, tidak jadi masalah siapapun yang menjadi pemimpin nantinya, tapi yang paling penting saat ini adalah membenahi sistem pemilihan agar mereka yang mempunyai kemampuan dan integritas diberikan kesempatan mencalonkan diri.
"Siapapun yang punya kualitas, kapabilitas, dan integritas diberikan kesempatan mencalon. Setelah itu berpulang kepada rakyat untuk memilih yang terbaik.Tapi dengan catatan sistem pemilihan dibenahi, jangan ada money politics, black campaign. Disitulah terjadi ajang persaingan kualitas," tegasnya. (DIV)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.