Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Kabaena yang Terus Merana

Kompas.com - 18/04/2008, 02:17 WIB

YAMIN INDAS

Kegetiran hidup masyarakat Kabaena belum juga berakhir. Empat tahun menjadi bagian dari wilayah pemekaran Kabupaten Bombana belum cukup bagi warga setempat menikmati prasarana jalan yang baik. Hubungan transportasi masih sangat sulit. Keadaan ini sangat kontras dengan keindahan alam Pulau Kabaena yang cukup berpotensi dikembangkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Corak atau karakteristik pulau seluas 867,69 kilometer persegi itu adalah alam pegunungan. Dari arah mana pun kita mendarat, Kabaena akan selalu menyambut dengan pegunungan hijau berlapis-lapis yang menyejukkan mata.

Ketika kapal memasuki Pelabuhan Dongkala di ujung timur pulau itu, pengunjung akan dikerubuti pengemudi ojek yang menawarkan jasa untuk mengantar dengan sepeda motor ke tujuan yang dikehendaki. Mobil angkutan umum sangat langka.

Pemandangan alam pegunungan semakin memukau tatkala memasuki pedalaman. Ada dua puncak tertinggi yang menantang untuk didaki para pemanjat tebing dan pencinta alam, yakni puncak Sangia Wita (1.800 meter) dan Watu Sangia (1.400 meter).

Puncak yang terakhir adalah gunung batu gamping yang berkilau bila ditimpa sinar matahari. Gunung ini berpuncak dua. Konon, di antara dua bukit kembar itu terdapat danau yang berisi berbagai jenis ikan.

Pemandangan unik yang disajikan dua bukit kembar tersebut dapat dinikmati pengunjung jika mendarat di Pelabuhan Sikeli. Ini pintu gerbang kedua bagi Pulau Kabaena di pantai barat setelah Pelabuhan Dongkala di pantai timur.

Menikmati alam pegunungan Pulau Kabaena tak lengkap tanpa mengunjungi tiga desa berhawa sejuk. Ketiga desa tersebut adalah Tangkeno di lereng Gunung Sangia Wita, serta Desa Tirongkotu’a dan Rahadopi di lereng Gunung Watu Sangia.

Goa dan karang atol

Selain alam pegunungan, Kabaena juga memiliki kawasan wisata Goa Watuburi di lereng pegunungan karst Lengora dan Pulau Sagori di Sikeli. Pulau kecil ini merupakan karang atol berbentuk setengah lingkaran. Hampir separuh dari lingkaran tersebut merupakan pasir putih bersih yang menawarkan kenyamanan untuk bersantai atau berjemur di panas matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com