Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto dan Akbar Belum Fokus

Kompas.com - 13/04/2008, 18:48 WIB

SAMPANG, MINGGU - Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto dan mantan ketua Umum DPP Golkar Akbar Tandjung menyatakan belum bisa fokus pada pemilihan presiden. Keduanya beralasan waktunya belum tepat.

Wiranto mengatakan, saat ini lebih berkonsentrasi membesarkan Hanura. Partai baru itu membutuhkan perhatian agar bisa diperhitungkan sebagai kekuatan politik. "Sulit menjadi pemimpin jika tidak punya dukungan politik kuat," ujarnya di Sampang, Minggu (13/4).

Menurut Wiranto, tanpa dukungan politik kuat, pemimpin akan mempunyai posisi tawar yang lemah. Pemimpin demikian akan sulit membangun pemerintahan dan kepemimpinan yang kuat. "Pemerintahan kuat membutuhkan dukungan politik kuat. Sementara kepemimpinan kuat dihasilkan dari aspek pribadi. Kedua hal itu (kepemimpinan dan pemerintahan kuat) dibutuhkan Indonesia masa kini," tuturnya.

Ia mengatakan, saat ini Hanura tengah berusaha lolos verifikasi sebagai peserta pemilu 2009. Meski struktur kepengurusan Hanura tergolong layak lolos, tahap verifikasi oleh KPU harus diperhatikan secara serius. "Bagaimana mungkin saya membagi perhatian di satu sisi harus membesarkan partai politik di satu sisi memikirkan kepentingan menjadi pimpinan,"  ungkapnya.

Menurut Wiranto, kepastian pencalonan dirinya sebagai presiden akan diumumkan bila saatnya tiba. Jika sudah tepat, ia akan mengumumkan hal itu.

Akbar Siap

Sementara Akbar Tandjung kembali menegaskan siap mengikuti pemilihan presiden. Namun, masih terlalu dini untuk menyatakan akan maju dari mana. "Harus membaca dahulu bagaimana kondisi politik," ujarnya.

Akbar hanya bisa menyatakan akan maju melalui partai politik. Pasalnya, peraturan di Indonesia belum memungkinkan calon perseorangan mengikuti pemilihan presiden. "Kalau Golkar menyelenggarakan konvensi saya akan ikut. Kalau tidak saya akan lewat jalan lain," katanya.

Mantan ketua umum DPP Partai Golkar ini menyatakan belum bisa memastikan akan lewat partai apa bila Golkar tidak menyelenggarakan konvensi. Meskipun demikian ia tidak menampik wacana  akan disandingkan dengan  Megawati Soekarnoputri. Hal itu didasarkan pada fakta mantan Ketua DPD Golkar Jawa Timur Ridwan Hisjam menjadi calon wakil gubernur Jatim dari PDIP.

"Golkar memang pernah bersama dengan PDIP saat membangun koalisi kebangsaan tahun 2004. Bisa saja itu dihidupkan kembali, meski bukan secara organisasi. Saat ini memang ada yang menyatakan tengah ada try out politik di Jatim," papar Akbar Tandjung. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com