Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kritisi Kampanye Wiranto

Kompas.com - 05/03/2008, 12:44 WIB

Laporan wartawan Kompas Wisnu Nugroho

BOGOR, RABU - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk kedua kalinya secara terbuka kepada publik mengkritik dan kemudian menyerang tema dan materi kampanye Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Jenderal (Purn) Wiranto. Ini mungkin maksud Presiden Yudhoyono yang menyebut tahun 2008 sebagai tahun politik yang panas.

"Saya minta semua pihak terutama yang memiliki kelebihan harta uang, tolonglah bantu yang memerlukan. Jangan hanya pandai mencerca dan memprovokasi rakyat. Kalau punya uang bantu rakyat, ikhlas. Itu baru namanya tokoh sejati, pemimpin sejati karena dia ikhlas kepada rakyatnya," ujar Presiden saat peninjauan realisasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kertamaya, Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/3).

"Kemiskinan ini insya Allah tidak terus terjadi di negeri ini, justru dijadikan alat politik, tersinggung rakyat. Kemiskinan bukan untuk diperdagangkan secara politik. Bantu-bantu saja Pak. Kan begitu toh? Itu yang sebetulnya yang paling bagus," ujar Presiden melanjutkan.

Presiden Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat juga mengkritik penggunaan data kemiskinan Bank Dunia untuk tema kampanye Wiranto. Menurut Presiden Yudhoyono, sejak bertahun-tahun Indonesia menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengukur angka kemiskinan yang cenderung menurun.

"Pakailah data lembaga kita sendiri. Jangan pakai World Bank. Susah. Mari kita percayai lembaga kita sendiri," ujarnya.

Selama berpidato sekitar 45 menit tanpa jeda, Presiden Yudhoyono disambut tepuk tangan meriah rakyat yang berkumpul di lapangan desa. Dalam dialog itu, Presiden Yudhoyono didampingi Ny Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com