Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rejeki Musiman dari Bandeng Imlek

Kompas.com - 06/02/2008, 16:33 WIB

JAKARTA, RABU - Bagi sebagian warga Betawi, Tahun Baru Imlek berarti kesempatan meraup rejeki tambahan dari berjualan bandeng. Maka tak heran bila menjelang hari-H perayaan Imlek, puluhan orang menjadi pedagang bandeng dadakan.

Di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat, setiap menjelang perayaan Imlek, ratusan kilogram bandeng bisa terjual habis dalam sehari. Bandeng-bandeng ini umumnya dibawa dari Muara Baru.

Kesempatan menggiurkan di daerah yang biasanya dipenuhi penjual bunga itupun memunculkan “pedagang bandeng dadakan.” Tentu saja, para pedagang dadakan ini memiliki bermacam-macam profesi selain berdagang bandeng.

Yusuf (34) yang sibuk menjajakan bandengnya hari Rabu (6/2), sehari-harinya ternyata bekerja sebagai teknisi listrik dari rumah ke rumah. Menjelang perayaan Imlek setiap tahun, dia akan “ganti” pekerjaan sebagai pedagang bandeng Imlek di Rawa Belong.

“Beginilah kalau Imlek tiba. Biarpun yang merayakan warga Tionghoa, orang Betawi juga ikut sibuk. Sudah tradisi,” ujarnya. Kata bapak dua anak ini, berbarengan dengan hari raya Imlek, warga Betawi melakukan tradisi mengirimkan masakan bandeng Imlek ke rumah mertua, sementara warga Tionghoa memakai ikan bandeng sebagai perlengkapan ibadah.

Dipilihnya bandeng Imlek, menurut dia, adalah karena rasanya yang lebih enak. “Bandeng Imlek rasanya memang lebih enak, lagipula cuma ada setahun sekali.”

Rasa yang istimewa itu juga diakui oleh Ganda, 42. Bapak yang sehari-harinya mengelola bengkel fiber glass ini mengatakan, karena waktu panen yang hanya setahun sekali, bandeng Imlek ukurannya selalu besar dan berdaging banyak.

Lebih jauh, Ganda mengaku, berjualan bandeng Imlek untungnya lebih besar daripada pekerjaannya sehari-hari. “Dalam sehari saya bisa mengumpulkan untung sampai Rp400,000. Sayangnya ini cuma setahun sekali.”

Bagi dia, untung musiman itu juga berarti sedekah bagi orang lain yang kurang beruntung. “Sebagian untung saya amalkan untuk para janda dan anak terlantar. Sebagian lainnya saya pakai untuk membiayai kebutuhan keluarga.” (C3-08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com