Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambut Keriting Pun Bisa Memesona

Kompas.com - 06/02/2008, 14:30 WIB

 

SIAPA bilang rambut keriting tak bisa memesona? Inilah buktinya!

Seolah protes pada kenyataan bahwa sebagian besar iklan kecantikan yang senantiasa menggunakan wanita berambut lurus sebagai model, juga selalu menampilkan iklan kecantikan khusus untuk rambut yang menggunakan model wanita berambut lurus, belum lama ini Dharma Wanita Persatuan Papua Barat menggelar sebuah acara tata rambut keriting bagi perempuan-perempuan asli Papua.

Hasilnya, penampilan perempuan-perempuan Papua dengan berbagai model tata rambut khas nan kreatif. Dalam lomba tata rambut yang digelar di Manokwari dalam rangka HUT ke-2 Dharma Wanita Persatuan Papua Barat itu tampillah berbagai gaya tatanan rambut yang diilhami alam lingkungan, seperti ular melingkar, semangka, kaki seribu, dan gurita! 

Tentu saja, acara ini tidak seperti ajang menata rambut profesional dengan peralatan modern. Wanita-wanita Papua ini tidak membutuhkan segala macam hairspray dan hairdryer ataupun sisir sasak. Mereka hanya memakai sisir lempeng biasa dan penjepit rambut serta aksesoris penghias lainnya untuk mempercantik rambutnya.

Seperti ditunjukkan Yemima Towansiba (15) yang asyik menata rambut si adik Sarce Towansiba (14). Hanya dalam tempo 45 menit, ia berhasil mengubah rambut yang semula tampak padat-merekah menjadi jalinan kepang yang terurai dari titik pusat kepala (unyeng-unyeng) menyebar rapi ke segala penjuru batas rambut. 

Hasil akhirnya, kulit kepala jadi bergaris-garis, berselang-seling dengan jalinan rambut. Yemima menyebut kreasinya dengan model gurita karena kepala tampak dicengkeram oleh ”tangan-tangan” gurita yang terbentuk dari jalinan rambut. Siswi kelas satu SMK 1 Manokwari ini mengaku kemampuan menata rambut dipelajari sendiri saat waktu luang.

Dalam keseharian, mereka biasa duduk-duduk mengobrol di teras rumah sembari saling menjalin rambut teman/saudaranya. Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan saat akan menghadiri acara pesta, kondangan, maupun ibadah di gereja. Saat ke kebun pun, mereka tak lupa menata rambutnya. ”Kalau ke kebun, rambut juga biasa dijalin seperti ini supaya tidak panas (gerah),” ujar Yemima.

Penampilan serupa ditunjukkan Ika Saidui (24) yang tampil dengan model semangka. Penata rambutnya, Novlin May memilih model semangka. Dengan bercucur keringat, May menarik rambut Saidui yang panjang, dari batas rambut di dahi kanan menuju ke arah tengkuk. Rambut kepang-kepang kecil itu kemudian dihiasi pita dan penjepit. Alhasil, penampilan Saidui akan memancing siapapun saat berjalan di mal.

Kedua pemudi berparas manis itu mencoba menampilkan bahwa wanita Papua tidak perlu rebonding untuk tampil cantik. Dengan sedikit keuletan dan kreativitas, rambut keriting menjadi modal utama untuk tampil memesona dan memikat siapapun.

”Saya baru tahu ternyata mahkota wanita Papua yang keriting itu dapat dikreasi menjadi begitu indah dan memesona,” ujar Ibu Wakil Gubernur Papua Barat, Naning Rahimin Katjong yang juga sebagai ketua juri perlombaan.

”Jadi kalian tidak perlu rebonding atau kasih lurus-lurus rambut. Kalian punya rambut itu sudah indah, tinggal dirawat dan ditata dengan baik saja,” ujar Sekretaris Daerah Papua Barat, GC Auparay saat memberikan sambutan.

Memang betul, rambut wanita Papua yang telah ditata dan dijalin menjadikan sosoknya semakin eksotis dan menarik. Alhasil, perlombaan yang baru pertama kali digelar dan akan diadakan rutin ini mampu meningkatkan kepercayaan diri wanita-wanita asli Papua. (Ichwan Susanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com