Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendah, Kewaspadaan Wanita Terhadap Kanker Serviks

Kompas.com - 31/01/2008, 11:12 WIB

Laporan Wartawan Kompas : Kris R Mada

SURABAYA, KAMIS - Kewaspadaan wanita terhadap kanker serviks atau  mulut rahim amat rendah. Padahal, penyakit itu menduduki peringkat pertama dalam daftar kanker yang menyerang wanita. Di RSU Dr Soetomo saja, setiap hari kerja tercatat delapan pasien baru untuk kanker mulut rahim.

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Brahmana Askandar mengatakan, amat jarang perempuan memeriksakan diri dengan dengan pap smear secara rutin. Ketidaktahuan tentang pemeriksaan itu menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak menggunakannya. 

“Kalau diperiksa secara rutin, dampak lebih buruk bisa dicegah. Sayangnya banyak yang datang ke dokter setelah stadium lanjut. Rata-rata ada delapan pasien baru di RSU Dr Soetomo setiap dengan stadium lanjut,” ujarnya di Surabaya, Kamis (31/1).

Di Amerika Serikat, angka kematian akibat kanker mulut rahim bisa ditekan bukan karena teknologi kedokteran lebih maju. Tetapi, perempuan di sana lebih rutin memeriksakan diri dengan pap smear yaitu pengambilan cairan vagina sebagai bahan uji untuk mengetahui keberadaan sel kanker. 

Dengan pemeriksaan rutin, kanker bisa dideteksi sejak dini. Deteksi dini membuat kanker lebih mudah dan murah diatasi dengan kemungkinan sembuh lebih besar. “Pada tahap awal, kanker bisa diatasi dengan operasi. Kalau sudah stadium lanjut, hanya bisa dengan kemoterapi dan radioterapi,” ujarnya.

Pasien harus membayar Rp 8 juta untuk setiap kemoterapi. Terapi itu harus dilakukan berkali-kali agar sel kanker terbunuh. “Tarif rata-rata setiap kali pap smear di Surabaya berkisar antara Rp 60.000 hingga 200.000. Pemeriksaan rutin cukup sekali setahun,” ujarnya.

Selain dengan pemeriksaan rutin, perempuan juga bisa meminimalkan risiko lewat vaksin. Untuk setiap paket vaksin saat ini, perempuan terproteksi selama 5 tahun terhadap virus utama penyebab kanker mulut rahim. Sebanyak 70 kasus kanker itu disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) versi 16 dan 18. “Jadi tetap harus diperiksa secara rutin karena masih ada potensi tertular 30 persen,” ujarnya.

Vaksin itu sebaiknya diberikan sebelum hubungan seksual pertama. Pasalnya, 70 persen kasus transfer HPV terjadi lewat hubungan seksual. “Sisanya transfer dengan cara lain,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com