Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klinik Pemulihan Stres Pasca Trauma

Kompas.com - 29/01/2008, 17:34 WIB

JAKARTA, SELASA - Tingginya angka kejadian bencana yang terjadi di Tanah Air belakangan ini membuat prevalensi penderita gangguan stres pasca trauma meningkat.  Padahal, pemulihan kondisi psikis para korban bencana ini memerlukan penanganan dan perhatian khusus karena bila diabaikan dapat menggangu kualitas hidup penderita dalam jangka panjang. 

Dilatarbelakangi fakta itulah, Deperatemen Psikiatri RSUPN Ciptomangunkusumo bekerja sama dengan Pfizer Foundation mendirikan Klinik Pemulihan Stres Pasca Trauma pertama di Jakarta.  Peresmian klinik ini dilangsungkan pada Selasa (29/1) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta oleh Direktur FKUI-RSCM Prof Akmal Taher SpU(K). Klinik ini sekarang siap memberikan layanan terbaiknya berupa terapi pemulihan bagi penderita Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT).

Klinik Pemulihan Stres Pasca Trauma ini berlokasi bersamaan dengan poliklinik psikiatri RSCM.  Sesuai fungsinya, ruangan klinik ini dibuat sangat nyaman, akrab dan pribadi dengan pelayanan yang didukung 3 psikiater dan seorang psikolog yang telah mendapatkan pelatihan khusus, serta 5 tenaga psikiater yang telah dilatih khusus untuk metode psikoterapi bagi korban trauma di University of Pnnsylvania, Philadelphia AS.

Menurut keterangan Dr Suryo Dharmono SpKJ (K) dari Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM, penderita GSPT dalam dua tahun ini cenderung meningkat. Data dari organisasi nonpemerintah misalnya menunjukkan dalam satu tahun saja sekitar 300 kasus. Sedangkan data dari Pusat Krisis Trauma RSCM mencatat sekurangnya 2000 kasus GSPT dalam  dua tahun terakhir.

"Penderita biasanya mengalami trauma kejiwaan atau trauma fisik. Kesulitannya adalah ketika mereka berobat harus antri dalam kondisi tidak nyaman serta diperiksa dalam ruangan terbuka. Untuk itulah, klinik ini didesain khusus dengan pelayanan yang lebih nyaman," ungkap Suryo. 

Ia menambahkan, dalam pelayanannya klinik ini melakukan dua pendekatan yakni psikoterapi dan farmakoterapi .  Pendekatan psikoterapi bentuknya seperti konseling, terapi kelompok, terapi keluarga, kunjungan rumah, self help group, layanan hotline dan berbagai layanan lainnya.  Sementara pendekatan farmakoterapi biasanya menggunakan  obat-obat antidepresi.

"Sekitar 90 persen penderita GSPT bisanya dapat disembuhkan dengan pengobatan tepat dalam waktu 3 bulan.  Pengobatan dini dapat mencegah berkembangnya stres menjadi Stres Pasca Trauma kompleks yang bersifat menahun," ungkap Suryo.

GSPT sendiri merupakan gangguan kecemasan yang umumnya terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan trauma berat yang mengancam secara fisik dan jiwa orang tersebut. Pengalaman traumatik ini bisa diakibatkan bencana alam, kecelakaan dalam rumah tangga atau penganiayaan.

Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat stres pasca trauma antara lain anxietas (kewaspadaan berlebih, panik, fobia, gangguan tidur dll), gejala depresi (murung, lesu, kehilangan semangat hidup, putus asa, pikiran untuk bunuh diri, perubahan kepribadian (paranoid, menghindar, emosi labil, pesimis dll) dan keluhan psikosomatis kronis.

 

Klinik Pemulihan Stres Pasca Trauma

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com