JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan elektabilitas yang dialami bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, dinilai bukan disebabkan oleh faktor bakal calon wakil presiden yang sampai saat ini belum diumumkan.
Sebelumnya Partai Demokrat yang merupakan anggota KPP mengusulkan supaya Anies segera mengumumkan bakal cawapres supaya elektabilitasnya tidak terus menerus menurun.
"Jadi tren penurunan elektabilitas Anies Baswedan bukan karena belum ditentukan pasangan cawapres," kata peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, dalam keterangannya seperti dikutip pada Selasa (6/6/2023).
Menurut Bawono, yang menjadi persoalan utama terkait penurunan elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah jika salah satu kandidat pesaingnya yakni Prabowo Subianto bisa kembali meraih simpati para pemilihnya di Pilpres 2019 silam.
Bawono mengatakan, saat ini basis pendukung Anies adalah kelompok yang tadinya mendukung Prabowo pada Pilpres 2019, tetapi kemudian berbalik arah ketika Ketua Umum Partai Gerindra itu memutuskan masuk ke dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Yang menjadi problem kemudian adalah tingkat elektabilitas Anies Baswedan akan mengalami tekanan ketika approval rating Presiden Joko Widodo kepada Prabowo tinggi," ujar Bawono.
"Dan juga Prabowo Subianto perlahan-lahan mampu membuat pemilih-pemilih dia balik kandang sembari menuai simpati para pemilih Joko Widodo di Pemilu 2019 lalu sebagai konsekuensi dari sokongan endorsement Presiden, baik secara tersirat maupun tersurat kepada Prabowo Subianto," sambung Bawono.
Sebelumnya diberitakan, hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta terus menurun sejak Juli 2022.
Elektabilitasnya kini terpaut jauh dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan elektabilitas 34,2 persen dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 38 persen.
"Pada simulasi 3 nama capres, Prabowo konsisten menunjukkan tren peningkatan sejak awal tahun 2023. Ganjar sempat menguat pasca polemik Piala Dunia U-20 dan ditetapkan sebagai capres dari PDI-P, tapi stagnan dalam sebulan terakhir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam keterangannya, Minggu (3/6/2023).
"Sementara itu, Anies masih kesulitan keluar dari tren penurunan sejak akhir tahun lalu," ujar dia.
Partai Demokrat sebagai anggota KPP mengusulkan untuk memberikan tenggat atau deadline bagi Anies untuk mendeklarasikan bakal cawapres pada Juni ini karena khawatir tingkat elektabilitas sang kandidat semakin menurun.
Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, deklarasi itu perlu dilakukan demi mencegah jarak elektabilitas Anies dengan capres lain yang semakin jauh.
"Kalau jarak sudah cukup menganga, itu pasangannya juga akan berat," kata saat dimintai konfirmasi, Senin (5/6/2023).
Di sisi lain, Andi menduga salah satu faktor pemicu elektabilitas Anies Baswedan terus menurun dalam survei teranyar Indikator Politik Indonesia karena bakal calon wapres tak kunjung dideklarasikan.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies sebagai bakal capres menurun sejak Juli 2022.
"Memang ada kecenderungan menurun dari survei Indikator karena mungkin, dugaan kami, hipotesa kami adalah lambannya proses deklarasi," ujar Andi.
Andi meyakini partai, rakyat, dan basis pemilih Anies yang menginginkan perubahan pasti akan bergerak ketika cawapres diumumkan.
Ketika hal itu terjadi, kata Andi, mereka akan bersama-sama meningkatkan elektabilitas Anies sebagai capres 2024.
Sampai saat ini sudah terdapat 3 tokoh yang diusung sebagai bakal capres 2024. Mereka adalah Anies Baswedan yang diusung KPP dengan anggota Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Selain itu terdapat Prabowo Subianto yang diusung sebagai bakal capres oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ketiga adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung sebagai bakal capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
(Penulis : Adhyasta Dirgantara | Editor : Icha Rastika)
https://nasional.kompas.com/read/2023/06/06/14125561/elektabilitas-anies-turun-disebut-bukan-akibat-belum-deklarasi-bakal
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.