JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berduka atas wafatnya penulis sekaligus pemerhati politik senior, Mochtar Pabottingi pada Minggu dini hari (4/6/2023) pukul 00.30 WIB karena sakit.
Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan BRIN Driszal Fryantoni mengaku kehilangan salah satu periset terbaik.
"Seluruh keluarga besar BRIN turut berduka cita yang mendalam," kata Driszal kepada Kompas.com, Minggu.
Driszal menilai sosok almarhum Mochtar menjadi teladan bagi BRIN.
Dia menyebut, Mochtar telah berkontribusi dalam membangun ekosistem riset nasional di bidang politik.
"Semoga kiprah almarhum semasa hidupnya dapat menjadi suri teladan bagi kami dalam membangun ekositem riset, khususnya dalam bidang perkembangan politik," kenang Driszal.
Terakhir, Driszal menyampaikan ungkapan duka cita mendalam mewakili BRIN dan mendoakan Mochtar mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
"Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan," sambung Driszal.
Sebelumnya, Driszal menerima kabar duka itu dari sahabat Mochtar yang juga mantan Kepala Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif.
"Jenazah akan dibawa ke rumah duka, Jalan Plafon 1/12. RT.09, RW.03. Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung. Jakarta Timur," tulis informasi duka tersebut.
Mochtar diketahui meninggal pada usia 77 tahun. Dia lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan tanggal 17 Juli 1945.
Sebagai seorang penulis, Mochtar banyak menciptakan puisi, artikel dan esai. Akan tetapi, semasa hidupnya, Mochtar lebih dikenal sebagai seorang peneliti.
Mochtar pernah menjabat sebagai peneliti utama bidang perkembangan politik nasional di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang saat ini dikenal sebagai BRIN.
https://nasional.kompas.com/read/2023/06/04/11101181/mochtar-pabottingi-meninggal-brin-kiprahnya-semasa-hidup-jadi-suri-teladan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.