Bahkan, Honduras sempat berperang sungguhan melawan El Salvador akibat pertandingan sepakbola pra kualifikasi Piala Dunia 1970 ketika kesebelasan El Salvador mengalahkan kesebelasan Honduras.
Amerika Serikat (AS) sempat memprakarsai gerakan boikot Olimpiade 1936 di Berlin sebagai aksi protes terhadap politik agresi Nazi Jerman memperluas Lebensraum yang akhirnya memicu Perang Dunia II.
Tahun 1976 tidak kurang 28 negara Afrika bersatu memboikot Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada sebagai protes terhadap politik apartheid yang digunakan penguasa kulit putih untuk menindas masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan.
AS kembali memelopori gerakan memboikot Olimpiade 1980 sebagai aksi protes atas agresi Uni Soviet merangsek masuk wilayah Afghanistan. Boikot itu alih-alih berhasil membatalkan agresi Uni Soviet ke Afghanistan, malah memicu balas dendam Uni Soviet yang kemudian memboikot Olimpiade 1984 di Los Angeles, AS.
Boikot olimpiade dengan alasan politik juga terjadi pada Olimpiade 1956 di Melbourne, Olimpiade 1964 di Tokyo, serta Olimpiade 1988 di Seoul.
Bung Karno bukan cuma memboikot tetapi malah bikin olimpiade tandingan dalam bentuk GANEFO. Di masa kini, Indonesia terbelah dua dalam hal setuju atau tidak setuju Israel ikut berlaga pada Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan di Indonesia.
Saya pribadi setuju dengan saran Pak Jusuf Kalla agar Israel diperkenankan ikut berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia justru sebagai kesempatan bagi Indonesia untuk menjalin dialog dengan Israel agar berkenan menghentikan angkara murka penindasan terhadap rakyat Palestina.
Tidak ada salahnya kita mencoba merenungi makna positif serta konstruktif yang terkandung di dalam sabda Filbert Bayi, “To say that politics is not a part of sports is not being realistic. When I run, I am more than a runner. I am a diplomat, an ambassador for my country”.
Hal itu diperkuat oleh sabda Nelson Mandella, “Sports has the power to change the world!”.
Pada hakikatnya, untuk tujuan positif dan konstruktif demi kepentingan bersama demi perdamaian dunia maka tidaklah keliru jika politik memanfaatkan olahraga maupun sebaliknya.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/29/07420461/politik-dan-olahraga
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan