Salin Artikel

Dua Kali Deklarasi Koalisi Pendukung Anies Batal, Kenapa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua kali rencana deklarasi koalisi pengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) batal digelar.

Sebelumnya, kerja sama antar parpol yang bakal diberi nama Koalisi Perubahan itu pernah diusulkan digelar 10 November 2023 oleh Partai Nasdem.

Namun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat belum sepakat.

Kala itu, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan kedua parpol tersebut masih perlu waktu untuk menjalankan mekanisme internal masing-masing.

“Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat majelis syuro itu akhir tahun Desember,” ungkap Willy ditemui di Gedung DPR RI, 7 November 2022.

“Kedua Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan kawan-kawan baru pulang sekitar 10 November,” sambung dia.

Berjalannya waktu, akhirnya Demokrat dan PKS telah selesai berproses di internalnya masing-masing, dan memutuskan untuk ikut mengusung Anies sebagai capres.

Sedangkan Nasdem menyatakan hanya menunggu langkah dari dua calon mitranya tersebut, sebab partai besutan Surya Paloh itu sudah pernah mengusulkan waktu deklarasi sebelumnya.

Awak media sempat mendapatkan undangan untuk menghadiri deklarasi Koalisi Perubahan di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (22/3/2023) malam.

Namun, tak lama berselang, undangan tersebut diralat, dan deklarasi koalisi kembali batal  dilakukan.

Alasan Demokrat dan PKS

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman mengungkapkan deklarasi koalisi urung dilakukan karena terlalu larut.

Sebab, Presiden PKS Ahmad Syaikhu baru menandatangani nota kesepakatan koalisi pada Kamis malam pukul 22.00 WIB.

Proses itu dilakukan setelah Anies mendatangi Syaikhu di kantor DPP PKS.

“Semula akan diumumkan tadi malam, tapi karena secara pertimbangan waktu sudah larut, dan sebagian besar akan menjalani sahur hari pertama bulan Ramadhan maka niat tersebut kita reschedule,” tutur Sohibul dikonfirmasi Kompas.com.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didik Mukrianto menuturkan momentum deklarasi koalisi dianggap kurang tepat dilakukan Rabu malam.

“Kebetulan semalam shalat taraweh pertama malam ramadhan. Maka, dari segi waktu belum memungkinkan deklarasi piagam koalisi,” ucap dia.

Namun, Didik mengklaim tak ada hambatan berarti dari pembatalan deklarasi koalisi tersebut.

Ketiga parpol, lanjut dia, tetap solid dan bakal membicarakan ulang momentum deklarasi.

“Penjadwalan ulang deklarasi koalisi hanya persoalan teknis saja. Secara substansi piagam koalisi sudah ditandatangani,” imbuh dia.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/23/16280311/dua-kali-deklarasi-koalisi-pendukung-anies-batal-kenapa

Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke