Salin Artikel

Fahri Hamzah: Nasdem Mau Lawan Jokowi tapi Masih di Dalam Pemerintah, Terus Gimana?

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah heran dengan Partai Nasdem yang tiba-tiba 'melompat' ke pihak yang berseberangan dengan pemerintah, padahal mereka sendiri masih tetap di dalam pemerintahan.

Fahri bertanya-tanya bagaimana cara Nasdem bisa melawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tapi sambil tetap berada di dalam kubu pemerintah.

Hal tersebut Fahri Hamzah sampaikan dalam program Gaspol Spesial, seperti ditayangkan oleh akun YouTube Kompas.com pada Kamis (2/3/2023).

Mulanya, Fahri menduga ada kelompok yang sebenarnya marah dengan pemerintahan Jokowi dan ingin dilayani oleh Anies Baswedan.

Namun, dia menyalahkan Nasdem yang justru mengeksploitasi situasi tersebut. Diketahui, Nasdem memang telah mendeklarasikan Anies sebagai Capres 2024.

"Lebih salah lagi karena Nasdem mengeksploitasi situasi ini. Sehingga tiba-tiba Nasdem pindah ke kanan. Itu yang saya tentang. Karena ini kita tidak ngerawat atau obatin luka yang ada di rakyat kita," ujar Fahri.

"Seharusnya itu ditarik ke tengah supaya rasionalitas yang berbicara. Sebenarnya itu ide saya. Saya enggak suka itu label-label kayak gini. Enggak menguntungkan. Politiknya jadi enggak sehat. Kasihan," sambungnya.

Fahri menjelaskan, Nasdem seharusnya tidak boleh tiba-tiba berpindah haluan ke Anies, lalu mengakui sendiri kalau Anies adalah musuh Jokowi.

Dia menyalahkan Nasdem yang mencoba memanfaatkan kelompok yang marah kepada Jokowi, dengan cara menggandeng Anies Baswedan.

"Jangan dong dia tiba-tiba lompat ke Anies lalu mengatakan Anies adalah lawannya Jokowi, demi untuk eksploitir kelompok kanan. Itu enggak benar itu Nasdem kayak gitu. Tidak begitu seharusnya," tutur Fahri.

Menurut Fahri, Nasdem seharusnya tetap setia bersama Jokowi, mengingat mereka masih berada di dalam koalisi pemerintahan.

Fahri memandang Nasdem lebih baik menjelaskan kepada rakyat secara baik-baik ketika hendak mengusung Anies.

"Carilah cara untuk menjelaskan kepada rakyat bahwa Nasdem adalah bagian dari pemerintahan Jokowi yang akan nerusin seluruh gagasan Pak Jokowi, dan bahkan berusaha mencari calon yang mirip dengan gagasannya Pak Jokowi. Kan harus begitu etikanya," jelasnya.

Maka dari itu, Fahri heran kenapa Nasdem malah seolah-olah loncat dari kubu Jokowi.

Dirinya mempertanyakan bagaimana cara Nasdem melawan Jokowi tapi tetap mempertahankan posisi di dalam pemerintahan.

"Nah tiba-tiba lompat, lalu kan kemudian seolah-olah ini lawannya Pak Jokowi. Terus gimana? Anda mau lawan Pak Jokowi, anda ada di dalam. Kan enggak benar dong?" imbuh Fahri.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/03/07303861/fahri-hamzah-nasdem-mau-lawan-jokowi-tapi-masih-di-dalam-pemerintah-terus

Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke