Pasalnya, ia khawatir masyarakat justru disuguhkan dengan sosok pemimpin yang berasal dari media sosial (medsos).
"Hanya berkutat pada soal electability, terus diproduksi. Yang electability-nya itu tentu bukan. Jangan sampai kita itu melahirkan pemimpin karena medsos," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Said tidak mengungkapkan siapa figur yang dimaksud pemimpin berasal dari medsos itu.
Namun, ia menilai figur yang lahir dari medsos justru belum teruji rekam jejaknya.
Padahal, menurutnya, masyarakat butuh figur yang memiliki visi membawa Indonesia ke depan.
"(Figur itu) track record-nya belum teruji, visinya belum tersampaikan, tapi tarung terus di medsos perangnya," ujar Said.
Menurutnya, kemunculan nama-nama itu justru tidak diiringi dengan visi Indonesia ke depan.
"Apa yang mau disampaikan? Apa harapan publik kepada orang yang muncul nama-nama itu kalau diproduksi nama-nama terus-menerus, tanpa visi, kita akan kehilangan arah sebagai bangsa," kata Said.
Untuk itu, ia menekankan agar digali lebih dalam soal visi dari figur-figur yang digadang maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kan kita diaduk-aduk perasaan kita terus-menerus publik ini diproduksi oleh nama yang beredar, tapi pernah digali lebih dalam enggak visinya akan Indonesia ke depan apa? Apakah perubahan untuk kesejahteraan, sebagai on the track kelanjutan dari Presiden Jokowi atau apa? Sampai saat ini kita tidak mengerti," ujarnya.
Bahkan, sejauh ini sudah mengerucut beberapa nama bakal capres, seperti Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Prabowo diusung oleh Partai Gerindra untuk maju. Sedangkan Anies dicalonkan oleh Partai Nasdem.
Di PDI-P sendiri, hingga kini belum ada kepastian soal nama capres yang akan diusung.
Namun, nama yang disebut-sebut bakal maju dari kader internal PDI-P adalah Ketua DPP Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
https://nasional.kompas.com/read/2023/02/08/06085451/kritisi-soal-elektabilitas-pdi-p-jangan-sampai-kita-lahirkan-pemimpin-karena