JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) hendaknya tidak melakukan Islamisasi kepada pemeluk agama lain karena dapat menggangu hubungan antarpemeluk agama.
Hal ini disampaikan Ma'ruf saat menghadiri Malam Anugerah Satu Abad NU di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (31/1/2023) malam.
"NU tidak melakukan Islamisasi, sebab itu akan mengganggu hubungan antarpemeluk agama, kecuali orang itu mau sendiri. Tidak melakukan Islamisasi, tetapi santrinisasi," kata Ma'ruf.
Ma'ruf menuturkan, yang ia maksud santrinisasi adalah upaya NU untuk memperbaiki umat Islam dan masyarakat ke arah yang lebih baik atau berpikir dan berperilaku layaknya santri.
Ia menyebutkan, menurut KH Hasyim Asy'ari, hal-hal yang mesti diperbaiki oleh NU terentang dari masalah agama, kemasyarakatan, politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
"Perbaikan yang dilakukan itu didasarkan pada paham ahlussunnah wal jamaah dan disasarkan pada cara berpikir NU, yaitu cara berpikir yang moderat, dinamis, tidak statis, tidak konservatif," kata Ma'ruf.
Ia menambahkan, NU juga harus terus menggaungkan semangat cinta Tanah Air dan menjaganya agar tidak ada perpecahan.
"Di dalamnya ada menjaga tanah air dari penjajahan, dari upaya-upaya yang merusak yang memecah belah bangsa. Ini bagian daripada tugas Nahdlatul Ulama," kata Ma'ruf.
"Juga dalam rangka menguatkan negara, ikut berkontribusi di dalam pembangunan menuju Indonesia maju, menuju Indonesia emas di tahun 2045 nanti," imbuh dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/02/01/10185861/wapres-minta-nu-lakukan-santrinisasi-bukan-islamisasi