JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta semua pihak untuk mengakhiri politik identitas.
Pria yang karib disapa Gus Yahya itu menyampaikan hal tersebut menanggapi pernyataan mantan Ketum PBNU Said Aqil Siradj yang menyebut bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi satu-satunya partai yang sejalan dan senapas dengan NU.
"Tapi paling penting adalah bagaimana supaya politik identitas itu diakhiri. Supaya identitas tidak dijadikan senjata politik, termasuk identitas NU," kata Yahya ditemui di Menara Kompas usai acara Gagas RI, Senin (30/1/2023) malam.
Ia pun menilai bahwa pernyataan Said mengenai hal itu ada benarnya. Sebab, PKB diinisiasi pembentukannya oleh para ulama NU. Namun, ada kalanya PKB dan NU tidak sejalan.
"Ya saya lihat sih dari pengalaman ya, kadang kadang enggak sejalan juga PKB dengan NU itu. Jadi, ya, kan itu lagipula ini bukan soal apakah kita setuju dengan PKB atau tidak, walaupun banyak hal enggak setuju juga," jelasnya.
Menambahkan soal politik identitas, Yahya berharap agar hal itu tidak terus menerus muncul pada masa-masa pemilu selanjutnya.
Ia pun berharap agar para tokoh politik yang mencalonkan diri baik sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024 maupun calon presiden di Pilpres 2024, tidak membawa identitas NU.
"Melainkan atas nama kredibilitas masing masing, atas nama track record masing masing, kapasitas masing masing, prestasi masing masing. Jangan lalu mengatasnamakan NU," pungkas Yahya.
Sebelumnya diberitakan, Said Aqil Siradj menyatakan, PKB adalah satu-satunya partai yang sejalan dan senapas dengan NU.
Hal ini ia sampaikan saat berbicara dalam acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang diselenggarakan PKB di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin.
"Satu-satunya Partai yang sejalan, senapas, seiring dengan Nahdlatul Ulama hanyalah PKB, ini apa adanya yang saya ngomong apa adanya, enggak bisa meninggalkan sejarah," kata Said, Senin.
Dia menuturkan, sejarah mencatat bahwa pada 1998 silam ada Tim Lima yang dibentuk PBNU untuk menggagas partai politik untuk menaungi aspirasi warga NU, partai ini kelak menjadi PKB.
Tim Lima itu terdiri dari para pengurus PBNU yang saat itu sedang menjabat yakni dirinya, Ma'ruf Amin, M Dawam Anwar, M Rozky Munir, dan Ahmad Bagja.
Tim Lima, kata Said, dibantu oleh Tim Sembilan yang anggotanya juga berlatar belakang kader NU, salah satunya adalah Muhaimin Iskandar, ketua umum PKB saat ini.
Ia menyebutkan, Tim Lima dan Tim Sembilan bekerja berbekal surat keputusan dari Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ketua umum PBNU saat itu.
"Saya heran kalau ada orang mengatakan NU harus jauh dari PKB. Enggak mungkin, enggak mungkin, itu melupakan sejarah itu," ujar Said.
"Itu karena enggak senang dengan Pak Muhaimin barangkali yang ngomong gitu itu," imbuh dia.
Said juga berpendapat bahwa nilai-nilai yang dianut PKB dan NU juga sama yakni Islam ahlussunnah wal jamaah.
https://nasional.kompas.com/read/2023/01/31/11152321/pkb-klaim-sejalan-dengan-nu-ketum-pbnu-minta-politik-identitas-diakhiri
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan