Salin Artikel

Dukung Penciptaan SDM Unggul, BKKBN Dorong Percepatan Penurunan Angka Stunting

Hal tersebut diwujudkan lewat pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di kantor BKKBN, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Rakornas membahas rencana yang akan dijalankan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Hal ini dilakukan agar target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2014 bisa terwujud.

"Dalam penurunan angka stunting, BKKBN memiliki dua tugas utama, yaitu menjaga pertumbuhan penduduk yang seimbang dan meningkatkan kualitas keluarga Indonesia," kata Ketua BKKBN Hasto Wardoyo, Rabu.

Pada acara bertema Peningkatan Sinergitas dan Kolaborasi Pencapaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Stunting Tahun 2023 tersebut, Hasto menjelaskan bahwa BKKBN telah menjalin sejumlah kerja sama dengan sejumlah kementerian dan lembaga yang terkait dalam upaya percepatan penurunan stunting, seperti Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan. Kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) digandeng untuk membangun lingkungan yang sehat.

Selain itu, BKKBN juga telah bersinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK). Kementerian ini berperan sebagai wakil bidang koordinasi, sinkronisasi, pengendalian, dan pengawasan percepatan penurunan stunting.

BKKBN juga menggandeng Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang berperan dalam dukungan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kerja sama ini dilakukan untuk mendorong pemerintah di tingkat provinsi, daerah, kota, kabupaten, dan desa agar bisa mengintegrasikan program kegiatan demi percepatan penurunan stunting.

Hasto menambahkan, BKKBN pun telah menyiapkan lima pilar terkait langkah yang akan dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Kelima pilar itu meliputi komitmen, massive information system terkait masalah kesadaran pencegahan stunting, konvergensi, menyediakan pangan dengan baik, serta melakukan inovasi dan terobosan data yang baik.

“Dengan gotong royong, target penurunan stunting ke angka 14 persen pada 2024 sangat mungkin diwujudkan. Untuk itu, BKKBN mengajak seluruh pihak terkait agar bisa melakukan kolaborasi dan sinergi agar visi Indonesia Emas 2045 bisa direalisasikan," tegas Hasto.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi yang hadir pada kesempatan tersebut optimistis bahwa target penurunan angka stunting pada 2024 bisa tercapai. Pasalnya, perhitungan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di sejumlah daerah menunjukkan penurunan angka stunting yang cukup signifikan pada 2022.

"Persentase stunting di Indonesia mengalami penurunan, yaitu dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Ada dua provinsi yang nominal stunting-nya turun hingga 3 persen, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Sementara, capaian percepatan penurunan stunting pada 2022 paling besar terlihat di Kalimantan Selatan sebesar 5,4 persen, Kalimantan Utara sebesar 5,4 persen, dan Sumatera Selatan sebesar 4,2 persen," ujar Budi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga tengah mempersiapkan intervensi kesehatan spesifik sebagai langkah penurunan angka stunting. Intervensi ini dibagi menjadi dua periode, yaitu selama ibu mengandung dan saat bayi berusia antara 6 hingga 24 bulan.

Selain melalui intervensi, Budi menjelaskan bahwa Kemenkes juga tengah berupaya meningkatkan pemeriksaan kesehatan di puskesmas dan posyandu. Komitmen ini diwujudkan dengan menyediakan alat ultrasonografi (USG) ke 5.000 posyandu dan 1.800 puskesmas.

Budi menjelaskan, pengadaan alat USG di fasilitas kesehatan (faskes) tersebut dilakukan karena berdasarkan data di lapangan, ibu hamil yang memeriksakan kandungannya dengan USG masih sedikit dari total 4,8 juta kelahiran.

"Mudah-mudahan dengan USG, kesehatan bayi sejak masa kandungan bisa terpantau dengan lebih baik. Jika bayi terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan, faskes harus segera memberikan makanan atau vitamin tambahan (pada ibu bersangkutan)," imbuh Budi.

Selain itu, Budi juga mengingatkan orangtua untuk mulai melakukan pencegahan stunting pada anak. Sebab, angka kesembuhan penderita stunting cukup rendah, yakni 20 persen.

"Hal tersebut harus menjadi perhatian kita semua karena kualitas generasi penerus dimulai pada generasi saat ini. Mereka harus menjadi sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang memiliki daya saing dengan negara-negara lain. Selain itu, SDM yang unggul akan memengaruhi bonus demografi yang tentunya akan baik untuk masa depan Indonesia," jelas Budi.

Arahan Presiden

Demi mendorong percepatan penurunan angka stunting, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut memberi arahan kepada para pemimpin di kementerian dan lembaga terkait.
Pada kesempatan sama, Presiden Jokowi meminta tugas tersebut dikerjakan bersama-sama di bawah koordinasi dari BKKBN.

“Ini bukan tugas yang mudah. Namun, saya yakin, dengan keterlibatan 1,2 juta orang yang ada di BKKBN dan pihak terkait lain, kita mampu untuk melakukannya. Pada 2022, angka stunting sudah turun. Ini membuktikan kerja keras kita semua,” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa dampak stunting bukan cuma soal hambatan pertumbuhan anak, melainkan juga kesehatan jangka panjang. Apalagi, stunting dapat berdampak buruk pada proses belajar dan pemahaman anak.

Untuk itu, rakornas yang diadakan oleh BKKBN diharapkan dapat mencetuskan penanganan stunting yang mencakup berbagai aspek intervensi, mulai dari sisi kesehatan hingga lingkungan.

“Target (penurunan angka stunting menjadi) 14 persen itu bukan hal yang sulit dilakukan asal semua pihak bisa bekerja sama. Kualitas SDM yang unggul dan berkualitas menjadi kunci bagi Indonesia untuk bisa bersaing dengan negara lain,” tutur Presiden Jokowi.

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/26/20544161/dukung-penciptaan-sdm-unggul-bkkbn-dorong-percepatan-penurunan-angka

Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke