Hasilnya, 580 kursi di DPR RI diprediksi masih akan dikuasai oleh partai-partai lama, alias partai-partai politik yang sekarang juga telah bercokol di Senayan.
"Sebanyak 65 persen publik itu mengonfirmasi akan lebih memilih partai lama. Hanya 8 persen publik yang mau memilih partai baru," kata Direktur Riset dan Program Algoritma Research and Consuting, Fajar Nursahid, dalam jumpa pers, Senin (23/1/2023).
Kemudian, Partai Buruh menjadi parpol baru dengan elektabilitas tertinggi ketika survei ini dilakukan, dengan 0,8 persen.
Namun, partai besutan Said Iqbal itu diperkirakan tetap tidak lolos ambang batas parlemen 4 persen.
Di bawah Partai Buruh, Partai Gelora disebut memiliki elektabilitas 0,5 persen. Tetapi, kategori swing voters/pemilih Gelora yang masih mungkin mengubah pilihannya mencapai 75 persen.
Sementara itu, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan Partai Ummat elektabilitasnya tak masuk hitungan.
"Ini mengonfirmasi lagi partai-partai yang berpeluang lolos threshold, yang aman, adalah partai-partai yang punya kursi di DPR. Sudah stabil, relatif punya pengalaman," ujar Fajar.
Survei Algoritma ini dilakukan pada 19-30 Desember 2022, dengan melibatkan 1.214 responden yang terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih di seluruh provinsi di Indonesia.
Margin of error survei ini kurang lebih 3 persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Sebanyak 1.214 responden yang terlibat dalam survei ini diwawancara secara tatap muka menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh 66 enumerator.
https://nasional.kompas.com/read/2023/01/23/16203891/survei-algoritma-65-persen-publik-pilih-parpol-lama-hanya-8-persen-pilih