JAKARTA, KOMPAS.com - Partai politik penguasa ikut andil dalam wacana perpanjangan masa jabatan kepala desa yang muncul sepekan terakhir. Padahal, wacana tersebut tidak muncul dalam pembahasan sebelumnya di tingkat asosiasi.
Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (MPO Apdesi) Asri Anas mengatakan, selama setahun terakhir para kades 'digoda' PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait wacana ini.
Bahkan, ia menyebut, godaan itu berasal dari kalangan elite parpol itu, mulai dari Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hingga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang juga kader PKB, Abdul Halim Iskandar.
“Mohon maaf saya sebut saja dari PDI dan PKB kalau reses tiba-tiba bicara kira-kira begini, menurut kalian bagus enggak kalau masa jabatan itu dipanjangkan jadi 9 tahun?” kata Anas saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (22/1/2023).
Para kades, menurutnya, menyadari bahwa kedua parpol tengah menarik empati mereka untuk kepentingan Pemilu 2024. Sebab, wacana itu sebelumnya tidak pernah muncul.
Dalam delapan tahun terakhir, ia mengatakan, diskusi yang dilakukan kades di tingkat asosiasi adalah soal dorongan kepada pemerintah untuk menaikkan gaji, dana operasional, serta pembayaran gaji yang tidak dicairkan tiap tiga bulan sekali.
Parpol, imbuh Anas, pun sadar bila kades punya peran besar untuk mengamankan perolehan suara mereka di Pemilu 2024. Terutama, kades di wilayah dengan suara yang besar seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kalau dia dapat dukungannya enggak usah jauh-jauh lah, satu provinsi saja Jatim (atau) Jateng dari kepala desa saya yakin dia dapat minimal 50 persen suara di desa,” tutur Anas.
Oleh karena itulah, para kades menagih janji politik parpol untuk memperpanjang masa jabatan mereka melalui revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dengan berunjuk rasa di depan Gedung DPR beberapa waktu lalu.
Pasal 39 beleid itu, menurutnya, cukup istimewa. Sebab, selain dapat memimpin selama enam tahun, seorang kades dapat memegang tampuk jabatan selama tiga periode, baik berturut-turut maupun dengan jeda.
Meski demikian, Apdesi tak bisa melarang anggotanya yang "tergoda" untuk ikut turun ke jalan. Hanya, ia melarang anggota Apdesi yang turun mengenakan baju organisasi.
“Karena kan kita berkomitmen kalau kami kan apa kebijakan pemerintah yang sah itu kita yang kita ikuti,” tuturnya.
Anas mengatakan, perpanjangan masa jabatan itu sebenarnya hanya bermanfaat untuk kades dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Ia memandang, masyarakat tidak akan menyukai dengan perpanjangan tersebut.
“Kalau masa jabatan itu bisa jadi hanya kepala desa saja dengan BPD yang mendapat manfaat, masyarakat belum tentu suka,” kata Anas.
Di sisi lain, Asri menyesalkan pernyataan politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko yang mengklaim bahwa usulan perpanjangan masa jabatan itu akan disetujui Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, Budiman terlalu berani mengklaim hal tersebut. Sebab, dalam komunikasi dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian beberapa waktu lalu, ia menyebut, belum ada perintah dari presiden untuk merespons tuntutan para kades.
“Saya sampaikan ke Mas Budiman, itu kamu membuat bola panas untuk presiden kan,” kata Anas.
Ia mengataian, Mendagri atau Menteri Sekretaris Negara M Pratikno tentu akan mengumumkan hal itu bila Presiden menyetujui masa jabatan kades diperpanjang menjadi sembilan tahun.
Budiman, menurutnya, justru menempatkan Jokowi berhadapan dengan para kades yang tengah digoda parpol untuk kepentingan mereka.
“Jadi kalau ini digoda-goda gitu akhirnya ya kasian juga presiden kalau dihadap-hadapkan dengan kepala desa,” kata dia.
“Apdesi menegur Mas Budiman karena Budiman bukan jubir pemerintah,” tuturnya.
Kompas.com telah menghubungi Sekjen PDI P Hasto Kristianto, Ketua DPP PDI P Djarot Saiful Hidayat, dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid untuk mengkonfirmasi hal ini
Namun, hingga berita ini ditulis, mereka belum merespons.
Budiman Sudjatmiko juga tidak merespons pesan aplikasi Whatsapp maupun panggilan telepon.
https://nasional.kompas.com/read/2023/01/23/12010261/cawe-cawe-elite-pdi-p-dan-pkb-di-balik-wacana-perpanjangan-masa-jabatan
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan