Pasalnya, menggunakan air kotor saat keadaan darurat justru menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, gatal-gatal, dan penyakit lainnya.
"Tidak memanfaatkan air sembarangan atau air kotor untuk segala kebutuhan air selama masa darurat bencana. Hal itu dilakukan guna mencegah penyakit yang bersumber dari air yang tidak higienis," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran pers, Selasa (29/11/2022).
Abdul mengatakan, BNPB akan terus mendistribusi air bersih untuk kebutuhan warga. Distribusi ini dilakukan bersama PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur.
"Sebagai antisipasi dan menyambung kebutuhan air bersih warga pengungsi, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur secara rutin mendistribusikan air dengan mobil tangki," ujar Abdul.
Menurut Abdul, pesan ini disampaikan karena banyaknya warga yang memanfaatkan air dari kerusakan pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mukti Kabupaten Cianjur.
Air pipa tersebut meluber ke segala arah hingga masuk ke selokan. Air-air di selokan ini kemudian dimanfaatkan warga pengungsi Kampung Nagrak Wetan, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
“Kebetulan kami mengungsi karena rumah rusak dan tidak bisa ditempati. Untuk air bersih untuk cuci tangan, cuci muka, nyuci baju dan lain-lain ada air dari PDAM yang bocor ke selokan. Airnya jernih bersih sekali. Kami manfaatkan,” ujar Dede.
Saat ini, PDAM Tirta Mukti sudah memperbaiki pipa rusak tersebut. Perbaikan agak sedikit lambat karena alasan keamanan.
Sebab, lokasi titik kerusakan pipa itu berada di jalur utama lalu lintas logistik dan evakuasi warga terdampak gempa bumi.
Sebagai gantinya, BNPB dan PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur akan menyalurkan air bersih ke warga setempat.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/29/09295961/pesan-bnpb-untuk-korban-gempa-cianjur-jangan-gunakan-air-kotor-selama