Jumlah ini merupakan angka kumulatif hingga Rabu (23/11/2022) sore. Tercatat dari 271 korban jiwa, 37 persennya merupakan anak-anak.
"Persentasenya sekitar 37 persen. Jadi memang banyak anak-anak, tapi kalau dilihat keseluruhan tetap banyak di luar anak-anak," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Rabu (23/11/2022).
Suharyanto mengungkapkan, pada awalnya, memang banyak ditemukan korban anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Namun secara persentase, korban anak-anak ini kurang dari 50 persen.
Adapun data tersebut salah satunya terhimpun di Pusat Krisis Kesehatan.
Selain itu, terdapat seorang anak ditemukan hidup pasca terjebak di reruntuhan bangunan sejak Senin (21/11/2022). Korban selamat merupakan bocah bernama Azka.
Memang hari ini, personil lapangan menemukan 4 korban hilang, tiga di antaranya meninggal dunia dan satu orang lainnya dinyatakan selamat.
"Ditemukan terakhir umur 6 tahun anak-anak, sudah hari kedua ternyata juga bisa selamat. Artinya dalam gempa ini atau bencana ini maut tidak melihat usia dan apa yang melekat pada diri seorang manusia," tuturnya.
Sementara itu, korban tewas mencapai 271 orang, dan korban luka-luka mencapai 2.043 orang, dan jumlah warga mengungsi mencapai 61.908 orang.
Kemudian, sebanyak 56.320 rumah mengalami kerusakan. Rumah rusak itu terdiri dari rumah yang rusak berat 22.241 unit, rusak sedang 11.641 unit, dan rusak ringan 22.090 unit.
Tak hanya itu, ada sebanyak 31 sekolah, 124 unit rumah ibadah, 13 gedung pemerintah, serta 3 rumah sakit mengalami kerusakan.
Tercatat, sebanyak 15 kecamatan terdampak gempa, bertambah 3 kecamatan dari hari sebelumnya.
"Kecamatan yang terdampak bertambah daripada kemarin sore, sekarang ada 15 kecamatan. Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cilaku, Gekbrong, Cugenang, Cibeber, Sukaluyu, Sukaresmi, Pacet, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Mande, Cipanas, dan Haurwangi," jelas Suharyanto.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/23/18491871/korban-jiwa-gempa-cianjur-capai-271-orang-37-persennya-anak-anak