CIANJUR, KOMPAS.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) memberi peringatan kepada relawan dari berbagai daerah yang ingin membantu proses penanganan gempa Cianjur, Jawa Barat.
Menurut JK, mobilisasi para relawan itu harus diatur. Sebab, bila datang secara bersamaan, dikhawatirkan relawan yang bertugas akan kelaparan.
Hal tersebut JK sampaikan lantaran melihat antusiasme relawan di berbagai titik posko evakuasi korban gempa di Cianjur. Ada banyak relawan dari berbagai daerah di sana.
"Harus diatur. Karena kalau semua datang bersamaan (relawan), nanti malah susah cari makan," ujar JK saat ditemui di RSUD Sayang, Cianjur, Rabu (23/11/2022).
Walau begitu, JK bersyukur banyak orang yang punya niat untuk saling membantu. Menurut dia, hal itu patut diapresiasi.
"Cuma teknisnya nanti juga dipahami," ucapnya.
Cerita pengalaman tangani bencana ke Bupati Cianjur
Kemudian, Jusuf Kalla bertemu dengan Bupati Cianjur Herman Suherman di RSUD Sayang. Dia lantas berbagi pengalaman ke Herman yang saat ini sibuk membantu evakuasi korban gempa.
"Saya kira Pak Bupati ini komandan seluruh operasi yang harus mengerti. Kita juga kasih saran pengalaman," tutur JK.
Kepada Bupati Cianjur, JK memaparkan, kondisi hari ketiga pascagempa di Cianjur masih tergolong darurat.
Selama satu bulan ke depan, tenda, makanan, layanan kesehatan harus didahulukan di posko evakuasi.
Setelah berkeliling ke sejumlah daerah di Cianjur, JK mendapati stok makanan para pengungsi tercukupi.
"Saya kira dalam keadaan darurat saya tanya di beberapa daerah itu makanan cukup. Nanti ya (bantuan) paling besar itu revitalisasi, rekonstruksi (rumah)," jelasnya.
Untuk mobil ambulans, JK memprediksi hanya dibutuhkan oleh warga hingga 5 hari saja.
Setelah itu, warga akan sangat membutuhkan air bersih. JK berharap agar kebutuhan pengungsi atas air bersih kurang.
"Setelah itu air akan dibutuhkan kira-kira 6 bulan. Karena sumber air terbatas. Kalau tiba-tiba air putus, maka dibutuhkan kerja sama," kata JK.
"Seperti tadi saya bilang, tenda utama biasanya seminggu. Setelah itu mereka bergeser ke tenda kecil," imbuhnya.
Memasuki hari ketiga pascagempa magnitudo 5,6 Cianjur, Jawa Barat, tim SAR gabungan akan fokus mencarian ratusan warga yang dilaporkan hilang.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, sebanyak 151 orang dilaporkan hilang.
“Apakah yang 151 orang ini bagian dari jumlah korban jiwa meninggal yang saat ini jumlahnya mencapai 258 orang, itu masih kita identifikasi,” kata Suharyanto di Pendopo BupatI Cianjur, Selasa (22/11/2022) malam.
Disebutkan Suharyanto, status tanggap darurat akan diberlakukan sampai seluruh semua korban sudah diidentifikasi.
“Mudah-mudahan saja segera bisa ditemukan, baik dalam kondisi selamat atau meninggal,” ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/23/16491291/jusuf-kalla-ingatkan-soal-mobilisasi-relawan-gempa-cianjur-harus-diatur