"Yang (kebocoran data) Bjorka itu kita sudah cek, datanya bukan data PeduliLindungi begitu ya, jadi kita enggak yakin itu datanya kita," ujar Menkes saat ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (18/11/2022).
Sebelumnya, Bjorkan mengeklaim memiliki data PeduliLindungi.
Menkes mengaku telah meminta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengecek miliaran data pengguna aplikasi terkait pelacakan penyebaran Covid-19 itu.
Namun, berdasarkan penelurusan BSSN, tidak ditemukan data dari aplikasi PeduliLindungi yang bocor.
"Jadi, saya rasa apakah ini (Bjorka) untuk (mencari) popularitas, dan data yang dikeluarkan itu bukan datanya kita," kata Budi Gunadi.
Bjorka mengeklaim membocorkan 3,2 miliar data pengguna aplikasi PeduliLindungi. Hal itu diketahui dari unggahannya dalam situs breached.to pada Selasa (15/11/2022).
Di antara data PeduliLindungi yang dibocorkan Bjorka dalam situs BreachForums, terdapat milik Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, serta YouTuber Deddy Corbuzier.
Menurut Bjorka, data PeduliLindungi yang dibocorkan itu berjumlah 3.250.144.777, mencakup 48 gigabyte data terkompresi dan 157 gigabyte data tak terkompresi.
Data PeduliLindungi yang ada di tangan Bjorka meliputi data pengguna atau (94 juta), akun yang diurutkan (94 juta), data vaksinasi 209 juta, riwayat check-in (1,3 miliar), dan riwayat pelacakan kontak (1,5 miliar).
Bjorka menjual data PeduliLindungi itu dengan harga 100.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,5 miliar dalam bentuk mata uang kripto BitCoin.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/18/20283871/menkes-pastikan-data-yang-dibocorkan-bjorka-bukan-dari-pedulilindungi