JAKARTA, KOMPAS.com - Janji Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memberikan trauma healing kepada korban tragedi Kanjuruhan disebut hanya retorika belaka dan tak ada implementasi di lapangan.
Hal tersebut disampaikan pengacara korban tragedi Kanjuruhan Andi Irfan saat konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Kamis (17/11/2022).
"Retorika saja itu, tidak ada (trauma healing)," ujar Andi.
Dia mengaku tidak mengetahui trauma healing yang dijanjikan PSSI sudah terlaksana atau tidak. Namun, sepengetahuan Andi, yang memberikan trauma healing justru dari tim Arema FC.
"Tapi saya belum tahu PSSI memberikan fasilitas trauma healing kepada teman-teman korban," ujar dia.
Padahal, kata Andi, korban banyak yang mengalami trauma secara psikologis dan belum mendapatkan perhatian serius.
"Ada banyak korban yang masih mengalami trauma secara psikologis dan juga belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah," kata dia.
Sebelumnya, pada 13 Oktober lalu PSSI akan membuka posko trauma healing atau penyembuhan trauma untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan.
Anggota Eksekutif Komite PSSI Sonhadji mengatakan, pembangunan posko trauma healing di Malang, dimulai Senin 17 Oktober 2022.
Ia menjelaskan, posko trauma healing tersebut merupakan respons PSSI terhadap permintaan Komnas HAM atas tragedi tersebut.
"Ini yang digarisbawahi oleh Komnas HAM dan respons dari PSSI, Insya Allah Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang," ujar Sonhadji saat konferensi pers usai permintaan keterangan di kantor Komnas HAM, Kamis (13/10/2022).
Sonhadji menjelaskan, posko tersebut nantinya bisa diakses masyarakat terdampak tragedi Kanjuruhan.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang digelar malam hari pada Sabtu (1/10/2022) menelan banyak korban jiwa dan korban luka.
Tercatat 136 orang meninggal dunia. Sementara itu, ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.
Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah tribune.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/18/07343981/pengacara-korban-kanjuruhan-sebut-pssi-hanya-retorika-soal-trauma-healing
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan