Haedar mengatakan bahwa materi muktamar maupun proses pemilihan sudah dilakukan secara berjenjang lama.
"Proses pemilihan muktamar itu memang sudah berjenjang dalam tempo bukan karena pandemi. Biasa dua tahun sebelumnya sudah mengalami proses seleksi yang luar biasa," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (16/11/2022).
"Maka, tidak akan ada tambahan di tengah jalan, siapapun dia. Dan tidak memungkinkan ada intervensi dari dalam maupun luar, termasuk dari luar angkasa, sehingga proses itu akan berjalan objektif," kata Haedar lagi.
Haedar menjelaskan, pada 18 November 2022 nanti, Muhammadiyah akan melakukan persidangan tanwir, sidang tertinggi di bawah muktamar.
Sidang ini akan mengesahkan 39 nama calon pimpinan pusat serta keputusan resmi materi muktamar.
Pada 19 November 2022 malam, 39 nama ini akan mengerucut menjadi 13 nama yang bakal ditetapkan sebagai pimpinan pusat periode 2022-2027.
Tiga belas nama itu yang nanti akan memilih Ketua Umum PP Muhammadiyah.
"(Nama calon) ketum nanti dibawa lagi ke muktamar itu, ke sidang pleno untuk disahkan," ujar Haedar.
Sebagai informasi, Muktamar ke-48 Muhammadiyah akan dilaksanakan 18-20 November 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut akan membuka langsung muktamar. Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin dijadwalkan menutup muktamar.
Ada lima agenda pokok dalam Muktamar Muhammadiyah kali ini.
Pertama, laporan PP Muhammadiyah 2015-2022. Kedua, membahas program lima tahun ke depan.
Ketiga, membahas Risalah Islam Berkemajuan. Keempat, membahas isu-isu strategis. Kelima, pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/16/21064241/jelang-muktamar-haedar-nashir-pemilihan-ketum-pp-muhammadiyah-tak-mungkin