Diketahui, berdasarkan data polisi, Tragedi Kanjuruhan ini menewaskan 131 orang.
"Inilah TKP yang banyak memakan korban karena kontigensi dan emergency plan enggak jalan," ujar Dedi saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (7/10/2022).
Dalam foto yang diterima, terlihat pintu keluar itu digaris polisi atau police line berwarna kuning.
Pintu keluar itu terlihat terletak di tengah-tengah tribun penonton berwarna merah dan biru. Ada tulisan 'Pintu 12' di bagian atasnya.
Di sekitarnya, tampak ada beberapa sampah yang masih berserakan. Terlihat pula ada dua petugas kepolisian dalam foto tersebut.
Dedi mengungkapkan saat kejadian, dari delapan pintu emergency di Stadion Kanjuruhan, hanya dua pintu yang terbuka.
"Pintu emergency dari 8, yang terbuka hanya 2, itu pun untuk jalur evakuasi pemain Persebaya," tuturnya.
Dedi mengungkapkan enam pintu lainnya tertutup. Bahkan, pintu itu disebut Dedi terkunci dan tidak dapat difungsikan.
Dia kembali menyinggung kelalaian dari panitia pelaksana (panpel).
Diketahui, Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi terbesar kedua sepanjang sejarah olahraga di stadion, di mana sebanyak 131 orang tewas.
Berdasarkan data Kementerian PPPA, dari total yang meninggal, 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun.
Jatuhnya korban jiwa diakibatkan oleh tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi ke tribune penonton, membuat para suporter tunggang-langgang mencari selamat.
Mereka diduga dalam keadaan sesak napas dan berdesakan di pintu-pintu keluar stadion yang tak semuanya terbuka.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/08/05360041/penampakan-pintu-12-lokasi-paling-banyak-korban-di-tragedi-kanjuruhan