Dalam video tersebut, terlihat mereka menumpangi kendaraan taktis (rantis) milik polisi.
Rombongan mobil itu dilempari batu saat melewati keramaian. Bahkan, kaca mobil sampai pecah akibat lemparan batu tersebut.
"Jangan anarkis dong!" tulis narasi dalam video itu.
Kemudian, video menampilkan mobil ambulans yang juga diduga dilempari batu. Kaca mobil ambulans tersebut tampak pecah.
"Ambulans juga. Sedih (emot sedih)," lanjut narasi video.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo membenarkan video yang beredar tersebut.
"Proses evakuasi pemain dan ofisial Persebaya," ujar Dedi saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (7/10/2022).
Dedi memastikan polisi sudah mengidentifikasi para pelaku dari pelemparan batu tersebut.
Dia mengatakan tersangkanya akan segera diumumkan.
"Sudah (teridentifikasi). Polda yang rilis tersangka minggu depan," imbuhnya.
Diketahui, Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi terbesar kedua sepanjang sejarah olahraga di stadion, di mana sebanyak 131 orang tewas.
Berdasarkan data Kementerian PPPA, dari total yang meninggal, 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun.
Jatuhnya korban jiwa diakibatkan oleh tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi ke tribune penonton, membuat para suporter tunggang-langgang mencari selamat.
Mereka diduga dalam keadaan sesak napas dan berdesakan di pintu-pintu keluar stadion yang tak semuanya terbuka.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/08/05290031/pelempar-batu-ke-mobil-polisi-berisi-pemain-persebaya-di-kanjuruhan