Menurut Koentjaraningrat, akulturasi merupakan proses sosial yang timbul jika sekelompok manusia dengan kebudayaannya dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing.
Adanya percampuran mengakibatkan unsur-unsur asing perlahan diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan yang asli.
Akulturasi juga memiliki beberapa jenis atau bentuk berdasarkan proses dan akibat yang terjadi di dalam masyarakat.
Berikut beberapa bentuk akulturasi.
Substitusi
Substitusi merupakan proses penggantian unsur budaya lama dengan unsur budaya yang baru yang memberikan nilai tambah bagi para penggunanya.
Misalnya, para petani yang mengganti alat pembajak sawah dengan mesin pembajak yang lebih canggih, seperti traktor.
Sinkretisme
Sinkretisme berarti unsur-unsur budaya yang lama berpadu dengan unsur budaya baru sehingga membentuk sistem baru. Perpaduan ini sering terjadi dalam bidang keagamaan.
Misalnya, percampuran antara sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dan unsur ajaran agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan Kejawen.
Contoh lainnya adalah aliran kepercayaan di zaman Singosari, Tantrayana, yang merupakan perpaduan antara Buddha dan Hindu.
Penambahan (Addition)
Maksud dari penambahan, yaitu unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur budaya yang baru sehingga memberikan nilai tambah.
Contohnya, penggunaan kendaraan angkutan bermotor yang melengkapi sarana transportasi tradisional, seperti becak dan andong.
Penggantian (Deculturation)
Dengan deculturation, unsur budaya lama hilang karena diganti oleh unsur baru.
Misalnya, penggunaan mesin penggilingan padi untuk menggantikan lesung atau alat penumbuk padi.
Originasi
Originasi berarti proses masuknya unsur budaya baru yang sebelumnya tidak dikenal dan menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Contohnya, proyek listrik masuk ke desa terpencil yang sama sekali belum dialiri listrik sebelumnya.
Tidak hanya mengganti lampu teplok dengan lampu listrik, masuknya arus listrik ke desa tersebut juga dapat mengubah pola pikir serta perilaku masyarakat setempat, misalnya semakin terbuka dengan dunia luar karena menonton televisi.
Penolakan (Rejection)
Proses perubahan sosial budaya yang bergitu cepat dianggap memberikan dampak negatif akibatnya masyarakat tidak siap dan tidak setuju terhadap proses percampuran tersebut.
Misalnya, masih adanya orang-orang yang menolak berobat ke dokter karena lebih percaya dengan dukun.
Referensi:
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/08/02000021/bentuk-bentuk-akulturasi