Menurut Ma'ruf, ceramah yang disampaikan oleh dai dapat menjadi media yang efektif dalam mengedukasi masyarakat akan bahaya stunting.
"Khotbah, ceramah, dan tausiah dapat menjadi media pendidikan yang efektif untuk meneruskan pesan-pesan kebaikan kepada umat, termasuk edukasi bahaya stunting dan cara mencegahnya," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Ma'ruf mengatakan, peran para dai sangat strategis. Mereka hadir langsung di tengah masyarakat.
Berdasarkan survei global, Indonesia menempati peringkat ke-7 paling religius di dunia.
Mayoritas penduduk Indonesia juga menjadikan agama menjadi kompas yang menentukan tujuan hidup, hingga praktik dalam keseharian.
"Karakteristik masyarakat Indonesia ini menawarkan peluang yang harus kita tangkap, yaitu edukasi melalui pendekatan keagamaan. Apalagi sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah umat Islam," kata Ma'ruf.
Ia mengingatkan, para dai adalah penyampai nilai-nilai dan pesan keagamaan di masyarakat, sekaligus menjadi sumber ilmu sumber ilmu, pendidik, penggerak, dan teladan bagi umat.
Ma'ruf mengatakan, edukasi stunting yang dilakukan oleh para dai juga merupakan bentuk jihad dalam rangka menghilangkan kemudaratan.
Ia pun mengatakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan para pendakwah dalam rangka mengedukasi masyarakat soal stunting yang sejalan dengan Al Quran.
Beberapa di antaranya yakni ajakan untuk hidup bersih, ajakan supaya ibu hamik mengonsumsi makanan bergizi, mengasuh anak dengan baik, memberi air susu ibu, serta kawin saat usia sudah matang.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/13423811/wapres-ajak-dai-terlibat-edukasi-umat-soal-stunting