Partai NasDem akhirnya mendeklarasikan bakal calon presiden (Bacapres) yang akan didukung dan diusung pada Pemilu 2024. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi pilihan partai yang identik dengan slogan gerakan perubahan.
Deklarasi ini rada mengagetkan. Pasalnya, sebelumnya deklarasi Bacapres dengan slogan partai yang identik restorasi ini direncanakan akan dilakukan pada 10 November 2022.
Kuat dugaan deklarasi ini dilakukan lebih cepat dari yang direncanakan sebagai bentuk ‘proteksi politik’ terhadap Anies Baswedan yang sedang menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi dalam penyelenggaran Formula E di Jakarta.
Anies Baswedan merupakan salah satu dari tiga nama yang diputuskan akan diusung Partai NasDem.
Sebelumnya, Partai NasDem memutuskan akan mendukung tiga nama bakal capres berdasarkan hasil Rakernas Juni lalu. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Rame-rame mundur
Keputusan politik Partai NasDem mengusung dan mendukung Anies Baswedan menjadi Bacapres ternyata mendapat penolakan di internal partai besutan Surya Paloh ini. Sejumlah kader dan fungsionaris partai ini memutuskan mundur usai deklarasi.
Pengurus DPD Partai NasDem Kalimantan Barat Andreas Acui Simanjaya dan Ketua DPP Partai NasDem Bidang UMKM Niluh Djelantik mundur dari NasDem setelah partai ini memutuskan akan mengusung dan mendukung Anies.
Selain Acui dan Niluh Djelantik, dua kader Partai NasDem di Jawa Tengah juga dikabarkan mundur. Mereka adalah Ketua DPD Garda Pemuda Nasdem Kota Semarang Shafigh Pahlevi Lontoh.
Wakil Sekretaris DPD NasDem Kota Semarang ini mundur bersama Sekretaris DPC Nasdem Banyumanik yang juga Sekretaris Garda Pemuda Nasdem DPD Kota Semarang Hanindityo Narendro.
Nasib koalisi
Partai NasDem terlihat sendirian saat memutuskan mendeklarasikan Anies Baswedan. Pasalnya, koalisi yang coba dibangun partai ini tak kunjung terealisasi.
Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang santer dikabarkan bakal berkongsi dengan partai yang mengusung gerakan restorasi ini tak tampak saat deklarasi.
Selama ini Partai NasDem terlihat hangat dan mesra dengan Partai Demokrat dan PKS. Ketiga partai ini mengakui tengah menjalin komunikasi dengan intens guna membangun koalisi. Namun, hingga deklarasi dilakukan rencana koalisi ketiga partai ini tak kunjung diumumkan.
NasDem tak bisa mengusung Anies Baswedan sendirian. Karena perolehan suara partai ini pada Pemilu 2019 lalu tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau ‘Presidential threshold’. Mau tak mau, partai ini harus berkoalisi guna memenuhi ketentuan ini.
Langkah NasDem menggelar deklarasi pencapresan Anies Baswedan bukan tanpa konsekuensi. Sejumlah menteri asal partai ini yang saat ini ada di kabinet Jokowi terancam diganti.
Saat ini ada tiga menteri asal Partai NasDem di kabinet, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Tak hanya pencopotan menteri, langkah politik Partai NasDem juga sangat mungkin berimplikasi pada evaluasi semua posisi kader partai ini di semua lingkaran kekuasaan Jokowi. Apalagi selama ini Jokowi terkesan tak begitu ‘happy’ dengan Gubernur DKI Jakarta ini.
Sejumlah kalangan menyarankan agar NasDem mundur dari koalisi pemerintahan Jokowi. Apalagi jika NasDem akhirnya berkoalisi dengan Demokrat dan PKS pada Pemilu 2024.
Karena, Demokrat dan PKS merupakan partai di luar pemerintahan. Jika berkongsi dengan oposisi, secara etika politik NasDem harus menarik diri dari kabinet Jokowi.
Akankah Partai NasDem bertahan di kabinet Jokowi? Dan akankah Partai NasDem mampu membangun koalisi atau sebaliknya akan ditinggalkan sendiri?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum dalam video di bawah ini, yang sudah disiarkan secara langsung di Kompas TV pada Rabu (5/10/2022) pukul 20.30 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/05/18115591/partai-nasdem-curi-start-deklarasi-anies-bakal-capres-untung-atau-buntung