Salin Artikel

Mengaku Nasution, Pierre Tendean Diculik, Diikat di Mobil, dan Ditembak Kepalanya

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi masyarakat Jakarta, nama Kapten Tendean mungkin tak terdengar asing. Kapten Tendean abadi menjadi nama salah satu jalan di Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Namun demikian, tak banyak yang mengingat masa kelam pria yang meninggal dunia pada usia 26 tahun itu.

Nama lengkapnya Kapten Czi. Pierre Andries Tendean. Dia adalah ajudan dari Jenderal Ahmad Haris Nasution.

Peristiwa Gerakan 30 September/PKI merenggut nyawanya. Tendean menjadi satu dari sekian banyak korban peristiwa itu.

Dalam arsip Harian Kompas edisi Rabu, 29 Maret 1967 menceritakan gambaran detik-detik pahlawan muda ini kehilangan nyawa.

Saat itu, oditurat militer Letnan Kolonel CKH Mansyur Arifin membacakan tuduhannya kepada 10 orang bekas anggota Resimen Cakrabirawa pasukan khusus pengamanan presiden.

Orang-orang ini disebut melakukan pembunuhan secara berkelompok dengan menyerbu kediaman Jenderal Abdul Haris Nasution (AH Nasution) di Jalan Teuku Umar Nomor 40 yang dulunya merupakan wilayah Mahkamah Militer Kodam V/Jaya.

Penyerbuan itu dilakukan pada 1 Oktober 1965, pagi buta sekitar pukul 03.00 WIB.

Rombongan prajurit Cakrabirawa merangsek masuk, mencari keberadaan Jenderal Besar AH Nasution.

Jenderal Nasution berhasil kabur dengan melompati pagar di samping rumahnya yang merupakan bangunan rumah dari Duta Besar Irak.

Meski berhasil lolos dari sergapan Cakrabirawa, Jenderal Nasution harus membayar mahal karena peristiwa itu merenggut nyawa putri bungsu Nasution, yaitu Ade Irma Suryani dan juga ajudannya Kapten Tendean.

Ade Irma diberodong oleh peluru dan menembus punggungnya saat hendak bersembunyi bersama adik Nasution, Mardiah.

Sedangkan nasib nahas yang dihadapi Kapten Tendean jauh lebih mengenaskan. Dia diikat, dimasukan ke dalam mobil. Di dalam mobil dia dibunuh dengan senjata api yang menembus kepalanya.

Setelah dibunuh, Tendean bersama enam jenderal yang juga terbunuh dalam peristiwa itu dibuang di sumur Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Enam jenderal tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Mayken S Parman, Mayjen MT Haryono, Mayjen DI Pandjaitan, Mayken Sutoyo Siswomiharjo.

"Pelaksanaan dari pada penculikan dan pembunuhan itu telah dibantu juga oleh satu peleton Jon 454 para Raiders/Diponegoro, 1 peleton sukarelawan 'pemuda rakjat' dan beberapa anggota pasukan AURI," ujar Mansyur seperti tulis arsip Kompas.

Kapten muda itu kini diabadikan menjadi salah satu jalan utama di Jakarta yang menghubungkan wilayah Pancoran, Mampang Prapatan dan Kebayoran Baru.

Jalan yang membentang sepanjang 1,7 kilometer itu dimulai dari simpang Gatot Subroto-Mampang Prapatan sampai ke simpang Jalan Wijaya Timur Raya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/30/20120051/mengaku-nasution-pierre-tendean-diculik-diikat-di-mobil-dan-ditembak

Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke