Selain itu, Jokowi dianugerahi gelar "Dada Madopo Malamo" oleh Sultan Ternate, Hidayatullah Syah.
"Pagi hari ini saya mendapatkan gelar dari Kesultanan Ternate, dari bapak Sultan Hidayatullah Syah, Sultan Ternate yang ke-49," ujar Jokowi dalam keterangan pers usai penganugerahan gelar di Kedaton Kesultanan Ternate, sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.
"Dengan gelar Dada Madopo Malamo. Artinya seperti apa? Tanyakan langsung ke Bapak Sultan," katanya melanjutkan.
Jokowi lantas mengapresiasi Kesultanan Ternate yang disebutnya terus menjaga tradisi kearifan lokal.
Menurutnya, dengan menjaga kearifan lokal masyarakat Indonesia selalu memiliki landasan hidup yang berkepribadian dan berbudaya.
Oleh karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai tradisi kearifan lokal harus terus dirawat.
"Ini adat, tradisi, kearifan lokal memang harus terus kita jaga dan terus kita rawat. Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dikerjakan oleh Kasultanan Ternate menjaga, merawat adat tradisi kearifan lokal sehingga inilah yang sering saya sampaikan bahwa inilah berkepribadian dan berkebudayaan," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan Ternate Hidayatullah Syah menjelaskan arti gelar "Dada Madopo Malamo" yang diberikan kepada Jokowi.
Rupanya gelar itu memiliki arti, seorang pemimpin negara besar yang arif dan bijaksana.
"Arti dari gelar itu sendiri adalah seorang pemimpin besar, pemimpin sebuah negara besar yang mana dalam memimpin negara besar itu kearifan dan kebijaksanaan seorang pemimpin lebih dikedepankan," kata Sultan Hidayatullah.
"Tapi, sebelum itu juga beliau Yang Mulia Presiden RI juga dinobatkan sebagai Pangeran Kasultanan Ternate dengan gelar 'Kaicili'," ujarnya lagi.
Gelar yang diberikan yakni "La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara".
Penganugerahan itu digelar di Baruga Keraton Kesultanan Buton, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Gelar tersebut bermakna seorang laki-laki yang memiliki sikap dan perilaku yang mulia, rendah hati, sopan santun, arif dan bijaksana, jujur dan adil, bertanggungjawab, memberi teladan dan panutan, serta memiliki komitmen yang tinggi dalam menyejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyat di Nusantara (Indonesia),” kata perwakilan Kesultanan Buton, La Ode Muhamad Arsal dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa.
https://nasional.kompas.com/read/2022/09/28/09425001/dinobatkan-jadi-pangeran-ternate-jokowi-dapat-gelar-pemimpin-besar-yang-arif