Kabar meninggalnya Azyumardi dikonfirmasi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono.
“Betul (Azyumardi meninggal) 40 menit lalu,” kata Hermono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/9/2022) pukul 12.12 WIB.
Dalam catatan Kompas.com, Azyumardi mendapatkan gelar kehormatan Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth pada September 2010 silam.
Penghargaan tersebut diberikan karena peran Azyumardi dalam memberikan pemahaman antaragama seperti pluralisme dan kerukunan antarumat.
Azyumardi lahir di Lubuk Alung, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955. Namanya, disebut berarti ‘permata hujau’.
Pada 1969, ia melanjutkan studinya di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang. Ia dikenal cerdas dan mahir di pelajaran Matematika.
Azyumardi kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Agama Islam negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta setelah menghadapi perbedaan pendapat dengan ayahnya.
Di kampus, Azyumardi aktif menjadi aktivis mahasiswa. Ia tercatat pernah duduk sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat tahun 1981-1982.
Tidak hanya itu, ia juga pernah mengorganisir teman-temannya melancarkan protes terhadap pemerintahan Soeharto saat sidang umum MPR tahun 1978 digelar.
Azyumardi kemudian mendapatkan beasiswa S2 di Fullbright di Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat. Ia mengambil konsentrasi sejarah pada 1986.
Selain itu, hanya dalam waktu dua tahun cendekiawan asal Sumatera Barat itu menyelesaikan program MA pada Departemen Bahasa dan Kebudayaan Timur Tengah.
Pada 1989, ia mendapat gelar MA dari kampus yang sama terkait bidang Sejarah.
Selepas itu, Azyumardi mengikuti program post doktoral di Universitas Oxford.
Pada 2004-2009, Azyumardi diangkat menjadi guru besar Profesor Fellow di Universitas Melbourne Australia. Ia juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta.
Dalam catatan Harian Kompas Edisi 26 September 1999, Azyumardi dikenal sebagai ahli multi bidang mulai dari pendidikan, pemikiran Islam, sejarah, hingga politik Islam.
Pada 2006, Azyumardi menjadi Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Ia juga tercatat pernah menjadi Deputi Sekretaris wakil Presiden Bidang Kesejahteraan Rakyat pada kurun 2009.
Sebagai intelektual, Azyumardi aktif mengirimkan gagasannya di kolom Opini Harian Kompas. Ia juga telah menerbitkan belasan buku, mulai dari Jaringan Ulama, Islam Reformis, Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah.
Kemudian, Konflik Baru Antar-Peradaban: Globalisasi, Radikalisme, dan Pluralitas; Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal, Indonesia Bertahan dan lainnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/09/18/14343301/obituari-azyumardi-azra-permata-hijau-dari-lubuk-alung-yang-dihormati-ratu