Salin Artikel

Ulah "Hacker" Bjorka Bocorkan Data Dinilai Belum seperti WikiLeaks

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi hacker Bjorka dalam membocorkan data dinilai belum seperti yang dilakukan WikiLeaks pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, sampai saat ini rahasia negara masih aman dan belum ada yang bocor oleh ulah Bjorka.

“Sebenarnya sampai detik ini itu belum ada rahasia negara yang bocor. Misalnya kalau dulu zaman Pak SBY itu ada WikiLeaks itu pembicaraan telepon presiden aja dengan Perdana Menteri Australia tersebar. Pembicaraan presiden pernah pergi ke Singapura dulu tersebar,” kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Pada 2014, WikiLeaks pernah membocorkan laporan tentang pemerintah Australia yang disebut memata-matai SBY beserta istrinya, Ani Yudhoyono, serta orang-orang di lingkaran dekatnya.

Menurut laporan, dokumen yang dibocorkan oleh WikiLeaks itu dipasok oleh Edward Snowden yang merupakan mantan analis National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.

Mahfud menilai yang dilakukan Bjorka adalah sebatas membocorkan data-data yang bersifat umum.

"Ini (Bjorka-red) tidak ada, ini cuma data-data umum yang sifatnya, sebenarnya perihal surat ini, surat itu, isinya sampai detik ini belum ada yang dibobol," ucap Mahfud.

Mahfud mengatakan tim khusus gabungan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri disebut sudah mengidentifikasi siapa dan lokasi Bjorka.

Dia juga menyampaikan Bjorka dinilai belum mempunyai keahlian untuk membobol sistem.

Mahfud mengatakan, hal itu terungkap dalam rapat bersama Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala BSSN Hinsa Siburian dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di Kantor Kemenko Polhukam.

Selain itu, kata Mahfud, motif Bjorka untuk membocorkan data juga beragam.

“Motifnya kan ternyata juga gado-gado. Ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli dan sebagainya,” ungkap dia.

“Sehingga juga ya motif-motif kayak gitu itu sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan,” sambung dia.

Peretasan yang menyasar sejumlah instansi hingga pejabat negara tengah menjadi sorotan dengan aksi hacker yang menggunakan identitas Bjorka di dunia maya.

Hingga kini hacker Bjorka diduga telah meretas data pelanggan Indihome, data registrasi SIM Card, data KPU RI, data pejabat negara dan sejumlah dokumen surat menyurat milik Presiden Joko Widodo, termasuk surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Kepala Sekretariat Heru Budi Hartono menyatakan, tidak ada satu pun dokumen surat menyurat Presiden Jokowi yang diretas.

Namun demikian, ia menegaskan, segala tindakan peretasan adalah perbuatan melanggar hukum dan ia meyakini aparat bakal menyelesaikan masalah ini.

"Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum. Nanti akan ada pernyataan resmi pejabat terkait," kata Heru.

WikiLeaks merupakan situs yang dibuat sebagai sarana publikasi data-data atau arsip digital pemerintah dari berbagai negara di dunia yang dibocorkan oleh para peretas atau hacker.

Situs itu sempat dikelola oleh aktivis internet asal Australia, Julian Assange, dan mulai berjalan sejak Desember 2006.

Beberapa hal yang membuat WikiLeaks menjadi sorotan adalah ketika mereka membocorkan dokumen invasi Amerika Serikat dan pasukan koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan pada Juli 2010.

Lantas pada Oktober 2010, WikiLeaks merilis 400.000 dokumen Perang Irak. Salah satu yang paling diingat adalah bocornya rekaman serangan udara pasukan AS yang menembaki sejumlah warga sipil Irak.

Mereka mendapatkan data-data itu dari mantan tentara sekaligus analis siber intelijen Angkatan Darat Amerika Serikat bernama Chelsea Manning (Bradley Edward Manning).

Alhasil sejak itu Julian Assange menjadi buronan pemerintah Amerika Serikat. Dia sempat bersembunyi di Inggris.

Saat berada di Inggris, Assange sempat berlindung di Kedutaan Besar Ekuador di London. Pemerintah Ekuador juga mengabulkan permohonan suaka Assange pada Agustus 2012.

Pemerintah Ekuador kemudian mencabut suaka Assange pada 11 April 2019. Mereka juga mempersilakan Kepolisian setempat untuk masuk dan menangkap Assange.

Assange saat ini masih berada di penjara Belmarsh, London, setelah mengajukan banding atas permintaan ekstradisi AS.

(Penulis : Achmad Nasrudin Yahya | Editor : Bagus Santosa, Dani Prabowo)

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/15/15440071/ulah-hacker-bjorka-bocorkan-data-dinilai-belum-seperti-wikileaks

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sejumlah Purnawirawan Dukung Ganjar, Anggap Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Sejumlah Purnawirawan Dukung Ganjar, Anggap Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Nasional
Jemaah Punya Keluhan soal Haji, Kontak 'Lapor Gus Men'

Jemaah Punya Keluhan soal Haji, Kontak 'Lapor Gus Men'

Nasional
Golkar Mengaku Belum Diundang PDI-P untuk Bahas Rencana Dukung Ganjar

Golkar Mengaku Belum Diundang PDI-P untuk Bahas Rencana Dukung Ganjar

Nasional
Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Nasional
Aburizal Bakrie Nilai Golkar Tak Perlu Buru-buru Putuskan Arah Koalisi

Aburizal Bakrie Nilai Golkar Tak Perlu Buru-buru Putuskan Arah Koalisi

Nasional
Menaker Ida: SDM Indonesia Harus Punya Karakter Pancasila

Menaker Ida: SDM Indonesia Harus Punya Karakter Pancasila

Nasional
Pameran GTTGN 2023 Cetak Transaksi Rp 2,1 Miliar dalam 4 Hari

Pameran GTTGN 2023 Cetak Transaksi Rp 2,1 Miliar dalam 4 Hari

Nasional
Ganjar Sebut Ada Parpol Lain yang Bakal Mendukungnya Setelah Perindo

Ganjar Sebut Ada Parpol Lain yang Bakal Mendukungnya Setelah Perindo

Nasional
Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Megawati: Saya Ingin Pensiun, tetapi Enggak Dikasih Sama Pak Jokowi

Nasional
PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

PDI-P Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang ke Prabowo: Framing untuk Memecah Belah

Nasional
PDI-P 'Rangkul' Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

PDI-P "Rangkul" Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

Nasional
Gerindra Minta Kader Tidak Grusa-grusu, Jangan Jadi Beban Pemenangan Prabowo

Gerindra Minta Kader Tidak Grusa-grusu, Jangan Jadi Beban Pemenangan Prabowo

Nasional
Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat

Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat

Nasional
Ganjar Akui Ia Diajak Bicara Terakhir soal Sosok Cawapres

Ganjar Akui Ia Diajak Bicara Terakhir soal Sosok Cawapres

Nasional
Puan Akan Temui AHY, Hasto: PDI-P Merangkul, Sambil Demokrat Tunggu Lamaran Anies

Puan Akan Temui AHY, Hasto: PDI-P Merangkul, Sambil Demokrat Tunggu Lamaran Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke