Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda Dwika Tjahja Setiawan menjelaskan, pesawat lepas landas sekitar pukul 08.45 WIB dan hilang kontak pukul 08.55 WIB.
“Pesawat tersebut mengalami gangguan kemungkinan jatuh ke laut dan tenggelam,” kata Dwika dalam konferensi pers di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Jakarta, Rabu sore.
Dwika juga menyebut, sebelum jatuh, pesawat Bonanza buatan Amerika Serikat ini baru saja melaksanakan pemeliharaan pada 22 Agustus 2022.
Dengan demikian, pesawat yang sudah bergabung ke jajaran TNI AL sejak 2013 tersebut pun dinilai masih layak terbang.
“(Pesawat) relatif masih sangat layak karena baru saja melaksanakan pemeliharaan pada 22 Agustus 2022,” ungkap Dwika.
Dwika menambahkan, pesawat Bonanza pada dasarnya merupakan pesawat latih ringan yang tidak dilengkapi dengan kursi lontar.
“Sehingga memang secara desain tidak dilengkapi kursi lontar,” imbuh dia.
Pesawat yang dipiloti oleh Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Co-pilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti dalam rangka latihan antiserangan udara atau Air Defense Exercise (Adex) Siaga Armada II.
Pesawat kemudian jatuh di Selat Madura. Hingga kini, kedua penerbang belum diketahui pasti kondisinya.
Dalam proses pencarian, TNI AL mengerahkan 7 KRI, 1 pesawat CN-235, 2 Helikopter, 2 Kapal Angkatan Laut (KAL), 2 Tim Kopaska, dan 2 tim penyelam.
https://nasional.kompas.com/read/2022/09/07/18342951/pesawat-bonanza-tni-al-jatuh-10-menit-setelah-lepas-landas-dari-bandara