JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, kecil kemungkinan Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle dengan mengganti menterinya dalam waktu dekat.
Jika pun ada perubahan, menurut dia, presiden hanya akan melantik Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). Sebagaimana diketahui, kursi tersebut masih kosong sepeninggal Tjahjo Kumolo.
"Saya melihat kalau pun ada pergantian menteri hanya untuk mengganti kekosongan Menpan RB yang ditinggalkan almarhum Tjahjo Kumolo," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (20/8/2022).
Di tengah dinamika sosial, politik, dan ekonomi di masyarakat kini, Ujang berpendapat, rawan untuk mengganti posisi menteri.
Misalnya, belakangan ramai isu soal kenaikan harga pertalite. Situasi ini kemungkinan besar menimbulkan konflik sosial dan protes masyarakat.
Jika reshuffle dilakukan dalam waktu dekat, diprediksi hawa politik akan semakin panas.
Menurut Ujang, Jokowi juga butuh menjaga stabilitas pemerintahan hingga masa jabatannya berakhir pada Oktober 2024.
Mengganti menteri di kabinet, utamanya yang berasal dari partai politik, rawan memicu konflik antarelite politik dan partai.
"Oleh karena itu, saya melihat, untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara dan stabilitas pemerintahan, kelihatannya opsi untuk reshuffle itu sangat kecil," ucap Ujang.
Ujang berpandangan, pernyataan Jokowi soal pintu reshuffle masih terbuka bisa jadi hanya sebatas upaya presiden menakuti para menterinya agar bekerja lebih baik.
Jokowi sedianya ingin para pembantunya bekerja maksimal di tengah gejolak krisis dan tidak bekerja untuk kepentingan pribadi jelang gelaran Pemilu 2024.
"Sebagai pelecut saja agar kabinet itu, menteri-menteri Jokowi itu bekerja maksimal untuk kepentingan masyarakat dan negara," kata Ujang
"Karena kalau tidak diancam seperti itu, tidak dilecut dengan pernyataan seperti itu, biasanya akan santai akan leha-leha mereka," tuturnya.
Untuk diketahui, baru-baru ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju mungkin dilakukan kembali. Sebabnya, perubahan kondisi dunia serba mendadak akhir-akhir ini.
Oleh karenanya, diperlukan kebijakan yang cepat dan tepat dari para menterinya.
"Masih (memungkinkan reshuffle). Sekarang ini setiap hari bisa terjadi perubahan mendadak situasi dunia. Kita juga membutuhkan kecepatan waktu, ketepatan membuat policy, sehingga kemungkinan reshuffle," kata Jokowi dalam sesi wawancara khusus bersama Harian Kompas di Istana Merdeka pada 14 Agustus 2022, sebagaimana dilansir Kompas.id, Kamis (18/8/2022).
Sementara, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengatakan, reshuffle memang sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat ini.
Terlebih saat ini masih ada pos menteri yang masih kosong, yakni jabatan Menpan-RB.
"Semuanya sangat memungkinkan. Apalagi, masih ada pos menteri yang masih kosong hingga hari ini. Ya pasti, akan diisi. Pasti ada reshuffle," ujar Faldo dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan pada Jumat (19/8/2022).
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/20/16232901/isu-reshuffle-jokowi-diprediksi-tak-akan-copot-menteri-hanya-isi-kursi