JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor berpandangan, sulit bagi Partai Swara Rakyat Indonesia (Parsindo) untuk lolos parlemen Senayan jika masih menargetkan ceruk loyalis Presiden kedua RI Soeharto.
Pasalnya, dia melihat loyalis Soeharto saat ini sudah menipis, bahkan sedikit jumlahnya.
"Saya kira iya, susah lah kalau mereka menargetkan loyalis Soeharto ya," kata Firman saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/8/2022).
Sedikitnya loyalis Soeharto itu, menurutnya, sudah dapat dilihat dari Partai Beringin Karya (Berkarya), yang sempat dinahkodai Tommy Soeharto sebelum bergabung ke partai ini.
Saat itu, pada Pemilu 2019, Partai Berkarya tidak lolos ke Senayan akibat perolehan suara hanya sekitar 2 persen.
"Saya kira itu bisa menjadi barometer yang cukup bisa melihat situasi dalam 'loyalis' Soeharto itu," ucapnya.
Selain itu, ia beralasan, Soeharto tidak mengkaderisasi secara ideologis para loyalisnya. Hal ini berbeda dengan Presiden pertama RI Soekarno yang memiliki hubungan ideologis kuat dengan pengikutnya.
Menurut dia, Bung Karno memiliki catatan dan pikiran yang sangat mendalam, sehingga memiliki pengaruh besar kepada para loyalisnya.
"Ada suatu ikatan ideologis kuat yang dari situ kemudian meninggalkan legacy yang tertanam cukup kuat di pemikiran dan juga dari sisi idealisme," jelas Firman.
Di sisi lain, banyak partai baru yang menyerukan kepada publik untuk meninggalkan Orde Baru, yang selama ini lekat dengan Soeharto.
Atas hal tersebut, Firman menyarankan Parsindo untuk melihat ceruk-ceruk selain loyalis Soeharto.
Atau, lanjut Firman, Parsindo bisa membawa tema program-program Soeharto yang dinilai oleh sebagian masyarakat masih relevan di zaman sekarang.
"Jangan dikatakan loyalis Soeharto, (harusnya) ingin menciptakan stabilitas politik dan pembangunan ekonomi yang lebih baik. Mungkin kalau temanya seperti ini akan jauh lebih menarik, tanpa harus membawa embel embel Soeharto," pungkasnya.
Sebelumnya, Parsindo memasang target 5 besar perolehan suara terbanyak di DPR RI pada Pemilu 2024 nanti.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Parsindo Jusuf Rizal setelah mendaftarkan partainya sebagai calon peserta Pemilu 2024 ke KPU RI, Jumat (12/8/2022).
Jusuf menyampaikan, suara loyalis Soeharto akan menjadi fokus untuk digarap.
Sebagai informasi, Parsindo merupakan pelabuhan bagi gerbong Tommy Soeharto yang tersingkir dari Partai Berkarya.
"Target kita Parsindo ini didukung hampir 20 juta pendukung Bapak Soeharto, lewat loyalis yang biasanya habis pascareformasi yang tertidur dan tidak bergerak setelah 24 tahun," ujarnya kepada wartawan, Jumat.
"Kami bangkitkan mereka dan agar mereka menjadi bagian dari pembangunan bangsa dan suara mereka kita rangkul melalui Parsindo," lanjutnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/15/13103121/bidik-suara-loyalis-soeharto-parsindo-dinilai-harus-belajar-dari-pengalaman