Salin Artikel

Indonesia Raih Penghargaan Internasional Berkat Swasembada Beras

KOMPAS.com - Indonesia meraih penghargaan dari pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) yang diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (14/8/2022).

Penghargaan tersebut diraih karena Indonesia selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.

IRRI menilai, Indonesia bisa mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik, yaitu beras, lebih dari 90 persen.

Untuk diketahui, produksi beras nasional sejak 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta ton. Jadi, berdasarkan hitungan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah stok beras pada April 2022 berada di angka tertinggi, yakni 10,2 juta ton.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa produk beras Indonesia tersebut tersebar di masyarakat, petani, tempat-tempat makan, Badan Urusan Logistik (Bulog), dan beberapa industri pangan.

"Inilah yang menyebabkan Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan," ujar Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.

Jokowi menambahkan, di tengah ancaman krisis pangan tingkat global, pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan produksi pangan nasional guna menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri.

Tak hanya itu, pemerintah juga turut memberikan kontribusi terhadap kondisi pangan internasional.

"Terima kasih sebesar-besarnya kepada pelaku yang bekerja di sawah. Mulai dari petani, bupati, gubernur, serta jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang bekerja sama dengan riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan gotong royong," tuturnya.

Sejak 2015, Indonesia membangun sejumlah infrastruktur di bidang pertanian, antara lain 29 bendungan yang sudah diresmikan.

Selanjutnya, akan ada 38 bendungan lain yang diselesaikan tahun ini. Kemudian, pada 2024 Indonesia menargetkan membangun lebih dari 61 bendungan.

Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah juga membangun embung dan 4.500 irigasi selama 7 tahun terakhir. Selain itu, pemerintah terus memanfaatkan varietas unggul padi, intensifikasi, dan ekstensifikasi.

"Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi kita jagung dan lainya," katanya.

Lebih lanjut, Jokowi pun menyebut program diversifikasi pangan dapat dioptimalkan untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Misalnya, Indonesia yang saat ini melakukan penanaman sorgum di Waingapu sebagai pengganti gandum.

"Kemudian di beberapa provinsi, jagung juga (ditanam) besar besaran. Jika dulu harus impor 3,5 juta ton, saat ini (Indonesia) hanya impor sekitar 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana," tuturnya.

 

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/14/19581441/indonesia-raih-penghargaan-internasional-berkat-swasembada-beras

Terkini Lainnya

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke