Salin Artikel

Omicron BA.4.6 Tidak Boleh Diremehkan, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diminta tidak perlu khawatir dengan informasi kemunculan virus Covid-19 subvarian Omicron BA.4.6. Akan tetapi, pakar juga mengimbau supaya tidak meremehkan subvarian itu.

"Tetapi, perkembangan ini juga tidak boleh dianggap remeh. Perlu diperiksa dengan amat cermat tentang kemungkinan ada tidaknya BA.4.6 di negara kita, apalagi di tengah kenaikan kasus sekarang ini," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Prof. Tjandra Yoga Aditama, dalam siaran pers, Rabu (10/8/2022).

Menurut Direktur Pasca-sarjana Universitas YARSI itu, penularan subvarian baru ini 15 persen lebih cepat dibanding subvarian sebelumnya, yakni BA.5.

Selain itu, 53 persen lebih menular dibanding BA.2.75 di Asia.

Informasi cepatnya penularan ini juga disampaikan oleh The Centre for Medical Genomics di Rumah Sakit Ramathibodi, Thailand.

"BA.4.6 adalah 15 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di dunia secara umum. BA.4.6 juga 12 persen lebih mudah menular dibanding BA.2.75 di dunia secara umum, dan bahkan dapat sampai 53 persen lebih mudah menular dari BA.2.75 di Asia," ucap Tjandra.

Tjandra mengungkapkan, subvarian BA.4.6 juga dapat sampai 28 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di Asia.

Saat ini, varian tersebut sudah menyebar di 43 negara.

"BA.4.6 sudah dilaporkan ada di setidaknya 43 negara, dan diperkirakan sudah ada sejak beberapa minggu yang lalu," kata Tjandra.

Secara genomik kata Tjandra, subvarian BA.4.6 agak mirip dengan BA.4.

Perbedaannya hanya pada mutasi spike atau tonjolan R346T.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini juga menyatakan belum ada bukti BA.4.6 akan menimbulkan gejala lebih berat, dapat menghindar dari imunitas, atau resisten terhadap vaksin.

Dia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan adanya subvarian baru. Sebab, subvarian memang akan ada dari waktu ke waktu.

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril mengatakan, subvarian Omicron BA.4.6 sampai saat ini belum terdeteksi di Indonesia.

"Belum ada," kata Syahril usai Peluncuran YouTube Health di Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Syahril menyebutkan bahwa subvarian Omicron yang baru memang masih belum terdeteksi di Indonesia.

Meski demikian, penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjalankan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) sebagai bentuk protokol kesehatan.

Gejala infeksi BA.4.6

Seperti dilansir Deseret News, pakar dari Sekolah Kedokteran Universitas California San Francisco (UCSF), Amerika Serikat, dr. Peter Chin-Hong, membeberkan sejumlah gejala yang dialami pasien yang terinfeksi subvarian Omicron BA.4.6.

Gejala itu adalah:

  1. Batuk
  2. Badan terasa lelah atau pegal-pegal
  3. Hidung tersumbat
  4. Pilek

Peter juga mengatakan, untuk sebagian pasien yang terinfeksi Omicron BA.4.6 mengalami radang tenggorokan.

Para pasien, kata Peter, merasa tenggorokan mereka seperti terbakar.

Gejala lain yang dialami pasien Omicron BA.4.6 adalah pusing.

Masa inkubasi subvarian Omicron lebih pendek, karena gejalanya dialami oleh pasien lebih cepat muncul setelah terinfeksi.

(Penulis : Fika Nurul Ulya, Ellyvon Pranita | Editor : Icha Rastika, Bestari Kumala Dewi)

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/11/13490571/omicron-ba46-tidak-boleh-diremehkan-masyarakat-tak-perlu-khawatir

Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke