JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Ahmad Ali meminta Polri menyampaikan motif mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Menurut dia, hal tersebut harus dilakukan pascapenetapan Ferdy Sambo menjadi tersangka pada Selasa (9/8/2022) malam.
"Menurut saya, motif, tidak mungkin terjadi satu peristiwa pidana tanpa ada motifnya. Ada niat yang kemudian terjadi proses tindak pidana tersebut," kata Ali saat dihubungi, Rabu (10/8/2022).
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem itu melanjutkan, penyampaian informasi oleh Polri terkait motif sangat penting.
Sebab, hal ini agar masyarakat mengetahui latar belakang peristiwa yang terjadi pada awal Juli itu.
"Kalau tidak, masyarakat akan bertanya dan membangun opini. Sehingga, polisi penting untuk menyampaikan motifnya agar opininya tidak menjadi liar," tegasnya.
Kendati demikian, ia meminta semua pihak bersabar menunggu waktu Polri untuk merekonstruksi kembali guna mendapatkan motif pembunuhan berencana ini.
"Konstruksi sudah selesai. Tinggal motifnya apa sih yang sedang didalami. Tentunya, ini setelah memeriksa semua orang yang terlibat dalam persoalan itu," ucapnya.
Sebelumnya, Polri menetapkan empat tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, termasuk Irjen Pol Ferdy Sambo dijerat pasal pembunuhan berencana.
Keempatnya dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 jo 55 dan 56 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
"Penyidik menerapkan Pasal 340 subsider Pasal 338 jo Pasal 55, 56 KUHP, dengan ancaman maksimal hukuman mati atau seumur hidup atau penjara selama-lamanya maksimal 20 tahun," ucap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Agus Andrianto dalam konferensi pers, Selasa.
Agus menyebutkan, keempat tersangka yang ditetapkan Bareskrim Polri memiliki peran masing-masing dalam pembunuhan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyerahkan konstruksi hukum dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua, ajudan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, kepada polisi dan kejaksaan.
Di dalamnya, konstruksi hukum itu juga menyangkut soal motif pembunuhan Brigadir J, yang sejauh ini belum diumumkan Polri.
"Yang penting sekarang telurnya sudah pecah dulu, itu yang kita apresiasi dari Polri. Soal motif, itu biar dikonstruksi hukumnya," ujar Mahfud dalam jumpa pers, Selasa.
Mahfud secara spesifik menyebutkan bahwa motif dalam kasus pembunuhan Brigadir J "sensitif".
"Karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa," ungkapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/08/10/09580361/anggota-komisi-iii-dorong-polri-sampaikan-motif-sambo-bunuh-yosua-agar-tidak