Salin Artikel

Citra KPK yang Tak Seperti Dulu Lagi...

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan citra KPK dalam lima tahun terakhir mengalami pasang surut. Berdasarkan survei periode 19-21 Juli, citra KPK berada di titik terendah, yakni 57 persen.

Peneliti Litbang Kompas Rangga Eka Sakti mengatakan citra KPK mengalami tren penurunan setelah Revisi UU KPK disahkan pada 2019.

“Pengesahan UU ini memang sempat mendapat penolakan keras dari publik,” kata Rangga sebagaimana dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (8/8/2022).

Dalam catatan Litbang Kompas, citra KPK sempat berada di angka 88,5 persen pada Januari 2015. Persepsi positif terhadap lembaga ini kemudian turun ke angka 73,5 pada Oktober 2016 hingga menyentuh angka 68,8 persen.

Persepsi positif tersebut terus mengalami pasang surut. Namun, pada 2019 hingga Juli 2022, kenaikan citra positif KPK tidak pernah menyentuh angka 80 persen.

Rangga mengungkapkan, hampir seperempat respondennya alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) dinila publik sebagai kelemahan utama KPK era FIrli Bahuri.

Selain itu, menurut seperlima responden kehadiran Dewan Pengawas (Dewas) KPK juga dinilai sebagai penyebab melemahnya KPK.

“Dapat dipahami, perubahan status serta kehadiran mekanisme kontrol dalam bentuk Dewas berpotensi membuat kerja-kerja pemberantasan korupsi oleh KPK rentan terganggu konflik kepentingan,” ujar Rangga.

Hal ini salah satunya dipicu kasus dugaan gratifikasi yang menyandung Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar. Namun, sebagaimana diketahui, belum sempat kasusnya disidangkan Lili mengundurkan diri.

“Sebanyak 62,6 persen responden mulai tidak percaya bahwa KPK dipimpin oleh orang-orang yang bersih dari korupsi,” kata Rangga.

Rangga mengatakan isu integritas selalu muncul saat menanyakan kelebihan maupun kelemahan KPK.

Kasus pelanggaran etik di era FIrli Bahuri sudah berulang kali terjadi. Sebelum kasus dugaan gratifikasi dari Pertamina mencuat, Lili juga pernah tersandung masalah etik.

Mantan komisioner Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) itu menjalin komunikasi dengan pihak yang berperkara. Perbuatan Lili akhirnya disidangkan dan dinyatakan bersalah.

Selain itu, pelanggaran etik juga pernah dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri. Purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu menjadi kontroversi karena naik helikopter dalam perjalanan pribadinya.

Namun, Firli hanya mendapat sanksi berupa teguran tertulis. Karena itu, Rangga mengaku tidak heran banyak respondennya kurang puas dengan pimpinan KPK Jilid lima.

“Setidaknya tiga dari empat responden berpendapat, pimpinan KPK saat ini belum mampu membawa lembaga ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan masa sebelumnya,” ujar Rangga.

Survei ini dilakukan melalui sambungan telepon pada 19-21 Juli dengan 502 responden yang tersebar di 34 provinsi.

Responden yang dipilih minimal berusia 17 tahun yang dipilih secara acak. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dan nirpencuplikan penelitian ± 4,37 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meski demikian, kesalahan di luar pencuplikan sampel dimungkinkan terjadi.

Firli mengatakan pihaknya bahkan memanggil pihak yang melakukan survei dan menanyakan metodologinya.

Menurutnya, tidak ada hasil survei yang salah. Hanya saja, menurutnya, waktu pengambilan survei tersebut akan mempengaruhi jawaban responden.

“Jadi kalau seandainya anda lakukan survei di saat misalnya kenaikan BBM, pertanyaannya satu saja, ‘apakah pemerintah pro rakyat? Pasti jawabannya, tidak,” kata Firli dalam konferensi pers yang digelar di Gedung merah Putih KPK, Senin (8/8/2022).

Terpisah, Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan keberhasilan pemberantasan korupsi tidak hanya diukur dengan jumlah koruptor yang ditangkap.

Menurut Ali, keberhasilan itu juga dilihat dari pandangan masyarakat terhadap perilaku korupsi. Karena itu, KPK di masa kepemimpinan Firli Bahuri membuat program pendidikan antikorupsi.

“Oleh karenanya, KPK penting menguatkan pemberantasan korupsi tidak hanya melalui strategi represif, tapi juga strategi preventif dan edukatif,” kata Ali dalam pesan tertulisnya kepada wartawan, Senin (8/8/2022).

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/09/10013841/citra-kpk-yang-tak-seperti-dulu-lagi

Terkini Lainnya

KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Nasional
Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Nasional
Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Nasional
Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Nasional
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Nasional
Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Nasional
Kubu Prabowo Anggap 'Amicus Curiae' Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Kubu Prabowo Anggap "Amicus Curiae" Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Nasional
Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Nasional
Ajukan 'Amicus Curiae', Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Ajukan "Amicus Curiae", Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke